"Dari SMA 260, acara kalo nggak perkap, kamu? Masuk mana?" Hmmm... Sepertinya bisa satu divisi nantinya, kalau aku tidak dioper dari humas.
"Ya kalo nggak humas, acara," ku lihat dia tampak excited.
"Semoga bisa bareng ya!" Dia ditemani Ibunya dalam wawancara ini.
Irinya aku, orang tuaku mana sudi menemani aku wawancara? Jangankan wawancara, tak pulang seminggu pun tak dicari. Realita kehidupan pelajar yang juga pekerja. Akhirnya acara pun dimulai. Padahal aku pun sebenarnya punya kebingungan. Karena aku anak ansos dari SMA-ku sendiri. Aku berani bersumpah, meskipun CV cukup bagus, ada satu yang ku lupa. Foto, ya, aku tidak menyertakan foto, karena waktu itu sudah terlalu terburu-buru sehingga tidak lihat CV apa yang ku sertakan. Ah, tak perlu lah aku pusingkan.
"Nara Aryana Rizkia?" Aku langsung berdiri dan mengikuti orang yang memanggil.
"Oke Nara, santai aja, yang lo hadapin bukan CEOÂ seperti biasa, Mahasiswa," iya itu gumamanku, karena ketika ku lihat, postur manusia ini seperti Mahasiswa.
"Ya, Nara Aryana Rizkia, panggilannya?" Ku dengar pelafalan R-nya yang dipaksa.
"Nara, it's up to you to call me what."
"Oh ya Nara, kenapa daftar volunteer ini?" Dari sorot matanya, laki-laki ini bisa ku bilang introver.
"Saya anak komunitas sih, and then, saya itu orang yang menghargai ilmu pengetahuan, juga diajak temen hehe."
"Oke, terus kenapa milih tim acara?"Â Wait, bicara tanpa tatap mata? Iya! Dia melihat CV-ku, woy aku mau jawab ini!
