Mohon tunggu...
Rin Muna
Rin Muna Mohon Tunggu... Penulis - Follow ig @rin.muna

Walrina Munangsir Penulis Juara Favorite Duta Baca Kaltim 2018 Pemuda Pelopor Kaltim 2019 Founder Taman Bacaan Bunga Kertas

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Humor | Pangeran Textra Turun Tahta

24 November 2018   08:45 Diperbarui: 24 November 2018   09:10 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegaduhan di Kerajaan Somplak terjadi beberapa tahun lalu. Bukan lagi Rin Muna yang membuat gaduh karena mengejar cinta Pangeran Textra. Tapi, ketampanan dan pesona Pangeran Textra telah membuat Negeri Somplak porak poranda.

Para tikus berebut menggeser posisi Denok Vava sebagai kepala dapur kerajaan. Para ikan tiba-tiba terdampar dan berjalan tanpa air menuju istana kerajaan somplak. Kuda-kuda perang bukan lagi berlatih fisik melainkan sibuk bersolek demi mencuri perhatian Pangeran Textra.

Ladalah ... ini bukan lagi soal birokrasi dan politik Negeri Somplak. Tapi ini soal Textra Effect yang pesonanya sudah sampai ke seluruh negeri. Bukan hanya membuat wanita jatuh cinta, tapi juga membuat para binatang enggan menjalankan tugas kehewanannya karena sibuk mencuri perhatian Pangeran Textra.

Ini tidak bisa dibiarkan. Sebab Pangeran Textra tidak juga menentukan siapa wanita yang menjadi pilihan hatinya. Ini membuatku dan Mbak Daya Sang Pemilik Kerajaan Somplak harus turun tangan dan mengambil alih kekuasaan.

"Kamu nyari apa?" Mbak Daya tiba-tiba mengejutkanku saat aku sedang mengobrak-abrik isi rumah, rumah yang bentuknya segi empat sampai berubah jadi segitiga, lingkaran, prisma tegak. Ah ... pokoknya sudah nggak karuan rumah ini aku buat.

"Aku nyari surat perjanjian kita dengan Raja Derry."

"Emangnya ada apa to?"

"Haduh ... Mbak Daya nih keasyikan mojok sama Jun Botol itu. Sampai nggak tahu kalau Negeri Somplak dalam bahaya?"

"Bahaya apa?"

Aku tidak langsung menjawab, surat perjanjian dengan Raja Derry sudah aku temukan dan langsung aku selipkan pada pengikat pinggang gaunku.

"Lihat!" Aku menunjuk ke arah istana. Para kuda sedang asyik bersolek sambil berjalan maju mundur syantik ... syantik ... sambil mengenakan high heels.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun