Pagi ini, Tuwit si burung Tawau terbang rendah di tepi Sungai Hitam yang  dipenuhi dengan pepohonan rindang.
Dia merasakan sesuatu yang aneh, tak seperti biasanya. Tak ada satupun ikan sungai yang menyapanya pagi ini.
Tuwit terbang lebih rendah lagi di atas permukaan air. Â Mencari keberadaan ikan-ikan di sungai.
Lama ... sekali dia tidak menjumpai seekorpun.
Tak berapa lama, ia berjumpa dengan Geby, salah satu ikan gabus penghuuni Sungai Hitam Kalimantan.
"Hai, Geby! Sedang apa kamu sendirian? Dan kenapa kamu murung sekali?" Tuwit menghampiri Geby yang sedang berteduh di bawah ranting pohon yang menjulur ke sungai.
"Semuanya mati... Semuanya pergi!" Geby menangis histeris.
"Ada apa Geby? Apa yang terjadi?"
"Manusia telah menebar tuba di hilir sungai. Semua ikan mati. Hanya ikan-ikan di hulu yang masih tersisa. Manusia itu jahat! Bahkan mereka membunuh bayi-bayi yang tidak berdosa!" Geby memaki sambil menangis histeris karena kehilangan keluarganya, juga anak-anaknya yang sedang bermain di hilir sungai.
"Aku turut sedih, Geby." Tuwit mencoba menghibur Geby.
Geby masih sesenggukan.