Sejatinya dalam dunia yang penuh ketidakpastian ini, satu hal yang tetap menjadi kebutuhan dasar setiap individu salah satunya tentu saja keamanan finansial. Baik untuk memenuhi kebutuhan saat ini maupun untuk menjamin masa depan, perencanaan keuangan pribadi memainkan peranan penting.
Bayangan bisa menikmati masa tua dengan nyaman tentu saja menjadi impian setiap orang. Solusinya bukan hanya soal bagaimana cara kita menabung, tetapi juga soal memahami bagaimana uang bekerja dan bagaimana kita bisa membuatnya bekerja untuk kita.
Seperti kata para pakar keuangan, saat usia lansia--masa pensiun mestinya "uang yang bekerja kepada kita, bukan kita bekerja demi uang". Para pakar keuangan juga sepakat bahwa ada pola tertentu yang terbukti efektif dalam mengatur keuangan secara baik, termasuk salah satu aspek paling krusial namun sering diabaikan, persiapan dana pensiun sejak dini.
Bagaimana Mestinya Kita Mengelola Keuangan?
Saya pernah membaca buku populer tentang mengelola keuangan pribadi, termasuk Dave Ramsey, Suze Orman, dan Robert Kiyosaki, dan memang secara umum mereka juga memberi kita banyak saran positif.
Dimulai dari membuat anggaran (Budgeting), mengapa? Tentu saja bukan dimaksudkan sebagai pengekangan, tapi lbih pada tujuan sebagai alat kendali. Bayangan mudahnya, jika kita membuat anggaran bulanan, kita bisa punya gambaran arah pengeluaran sesuai prioritas. Dan langkah ini juga bisa menghindarkan kita dari pengeluaran impulsif. Dengan langkah ini kita bisa mengidentifikasi potensi tabungan dan investasi dari hasil pendapatan kita.
Kita juga disarankan membangun dana darurat. Cadangan dana ini ternyata menjadi fondasi utama stabilitas keuangan kita. Dana ini harus cukup untuk menutupi biaya hidup 3-6 bulan dan disimpan dalam bentuk yang mudah dicairkan. Tujuannya tentu saja agar bisa memberikan perlindungan saat terjadi hal tak terduga seperti kehilangan pekerjaan atau kondisi medis darurat. Bayangkan jika sudah melakukan langkah ini ketika situasi dan kondisi ekonomi makin morat-marit sekarang ini. Kita wajib bersyukur sekali.
Berhutang apakah juga solusi baik?. Tidak semua utang buruk, makanya kunci utamanya ua bagaimana kita bisa mengelola utang dengan bijak.
Strateginya juga banyak misalnya yang umum dilakukan seperti “debt snowball” atau “debt avalanche” agar bisa digunakan untuk melunasi utang lebih efisien. Para pakar menekankan pentingnya menahan diri dari berutang konsumtif dan lebih mengutamakan utang produktif, misalnya untuk pendidikan atau usaha. Artinya kalau kita memang harus memilih hutang konsumtif, juga harus ada langkah antisipasinya yang bisa menjadi jalan masuk uang baru.
Jika kita memutuskan untuk menabung dan berinvestasi, baik tabungan jangka pendek dan investasi jangka panjang harus berjalan beriringan. Kita harus menganut prinsip compound interest (bunga berbunga), semakin dini seseorang mulai menabung dan berinvestasi, semakin besar hasil yang akan diraih berkat pertumbuhan eksponensial nilai uang dari waktu ke waktu. Jangan sampai abai dengan soal ini.
Nah, akan lebih afdhal lagi jika kita juga melakukan proteksi melalui Asuransi. Kita kan tidak tahu kapan akan selalu sehat, atau kapan ajal akan datang. Sementara tanggung jawab kita terhadap diri sendiri apalagi keluarga juga butuh perhatian. Bagaimanapun pilihan seperti asuransi kesehatan, jiwa, dan properti penting untuk menjaga stabilitas keuangan dari kejadian yang tidak diinginkan. Tanpa proteksi yang cukup, tabungan dan investasi bisa habis dalam sekejap ketika musibah datang.
Coba pilih mana, kena musibah punya investasi, asuransi atau tidak sama sekali ;), jelas saja beda kan.