Seharusnya kita menyambut dengan gembira ketika trend peduli lingkungan salah satunya dengan pemanfaatan tumbler, botol minuman ulang pakai semakin menjadi pilihan.
Tren gaya hidup hijau kini memang kian marak dengan penggunaan produk ramah lingkungan seperti tumbler, botol minum yang bisa digunakan kembali.Â
Kehadiran tumbler ini seolah menjadi simbol harapan kita untuk menjaga bumi dimulai dari setiap orang secara individu hingga diharapkan menjadi gerakan kolektif.Â
Namun, memilih menjadi seorang environmentalist tidak hanya tentang adopsi gaya hidup tertentu, tetapi juga harus disertai dengan pengetahuan yang memadai. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah dampak kesehatan dari produk yang kita gunakan, termasuk tumbler berbahan plastik.
Bagaimanapun kita tetap harus mewaspadai greenwashing, ketika para produsen mengatasnamakan gerakan penyelamatan bumi mendorong produksi massal sarana pendukung seperti tumbler, tapi tidak diikuti dengan aturan ketat soal komponen apa yang menjadi prasyarat agar aman dan sehat.
Edukasi mengenai plastik dan tumbler harus dimulai sejak dini. Anak-anak harus diajarkan untuk membaca label pada produk yang mereka gunakan, memahami arti kode daur ulang, dan mengenali risiko penggunaan plastik yang tidak aman. Dengan begitu, mereka tidak hanya menjadi generasi yang peduli lingkungan, tetapi juga sadar akan pentingnya menjaga kesehatan.
Beragam Tumbler Plastik dan Kealpaan Kita
Tumbler tersedia dalam berbagai bahan seperti logam, kaca, dan plastik. Dari ketiganya, plastik adalah material yang paling populer karena ringan, murah, dan mudah dibentuk. Namun, tidak semua plastik diciptakan sama.Â
Ada plastik sekali pakai yang dirancang untuk digunakan sesaat sebelum dibuang, dan ada plastik yang dirancang untuk digunakan berulang kali. Sayangnya, penggunaan plastik yang salah, terutama yang tidak sesuai dengan standar kesehatan, bisa berujung pada risiko kesehatan serius.
Berulang kali ini dikampanyekan, namun setiap kali juga kita lupa. Apalagi ketika melihat deretan botol tumbler yang berwarna-warni, tebal-tipis, dalam beragam bentuk yang imut hingga yang artistik.
Anak-anak bisa terkecoh hanya dari warna dan bentuk, bukan pada substansi kegunaannya sebagai alternatif pengganti botol minuman.
Banyak dari kita tahu sepintas tentang bahaya plastik, jenis kode komposisi kandungan material plastiknya. Tapi tetap saja kadang-kadang kita lupa mengenali atau mendeteksi kode plastiknya.
Beberapa jenis plastik tahan terhadap suhu panas dan aman digunakan di microwave, tetapi ada juga plastik yang ketika terkena suhu panas dapat melepaskan zat beracun. Misalnya, plastik yang mengandung Bisphenol A (BPA) atau ftalat dapat larut ke dalam minuman panas dan masuk ke tubuh kita. Paparan jangka panjang terhadap zat ini dapat menyebabkan gangguan hormonal, masalah reproduksi, dan bahkan meningkatkan risiko kanker.