Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Harga Merangkak Naik, Haruskah Guru Ber-Frugal Living atau YONO?

16 Maret 2025   21:47 Diperbarui: 17 Maret 2025   10:57 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
menerapkan frugal living dan Yono saat berbelanja-komaps health

Kondisi ekonomi yang tidak bersahabat sekarang ini mau tidak mau mengharuskan kita, termasuk kami para guru juga berpikir dua kali dalam merencanakan keuangannya untuk mengatur pengeluaran Anggaran Belanja Rumah Tangga (ABRT), sekalipun kini uangnya sedikit "berlebih" di banding era Oemar Bakrie.

Apalagi saat ramadan sekarang ini, bahkan ditempat saya sebelum ramadan harga sembako perlahan sudah merangkak naik, dimulai dari telur, tepung, kentang, cabe, daging. Apalagi saat masuk dua hari jelang ramadan ada tradisi Makmeugang-membeli daging persiapan ramadan. Akibatnya harganya naik tidak tertahankan, dan kita mau tidak mau membelinya. Meski pasar terlihat ramai tapi pembeli melakukan transaksi dengan hati-hati. Jika biasanya berbelanja untuk stok bulanan, kini memilih berbelanja sesuai kebutuhan dan menyimpan dana untuk alokasi lain jika nanti dibutuhkan.

Kata pedagang memang begitulah adanya, sebelum ramadan harga sudah naik, apalagi nanti menjelang lebaran. Inspeksi mendadak atau kontrol pemerintah rasanya seperti tidak ada artinya. Pedagang juga mengeluhkan kurangnya belanjaan dari pembelinya dibanding waktu-waktu normal sebelum ramadan.

Tetangga yang berdagang kue lebaran langsung berbelanja stok sebelum harga merangkak naik lagi. Sedangkan kami para guru memilih sikap pragmatis saja. Kapan ada kebutuhan langsung berbelanja sesuai keperluan, tidak harus melakukan stok barang. Alokasi anggarannya yang dihitung lebih cermat.

Meskipun katakanlah stok barang di pasar untuk ramadan dan lebaran cukup, namun kemampuan berbelanja-atau daya beli (purchasing power) masyarakat secara agregat rendah, apalagi jika harga-harga barang terus merangkak naik. Tidak lagi mengikuti aturan permintaan-penawaran (demand-supply).

Teman-teman sesama guru bermacam cara menyikapinya, mulai dari berhemat hingga berbisnis online. 

Sebuah cara sederhana dalam mengelola keuangan secara baik yang sebenarnya harus dilakukan oleh seorang ibu rumah tangga atau guru seperti kami. Terutama ketika harga tidak lagi bersahabat sementara dapur tidak hanya harus berasap tapi juga menyajikan makanan cukup gizi setiap harinya.

cermat berbelanja di pasar-kompas.id
cermat berbelanja di pasar-kompas.id

Memainkan Frugal Living atau YONO Biar Sehat dan Aman Finansial?

Dalam situasi seperti sekarang ini mau tidak mau seorang konsumen harus bertindak bijak dan cerdas dalam mengelola keuangannya agar tidak kedodoran dalam pengeluarannya.

Artinya pengeluaran bisa habis untuk operasional rumah, sedangkan tabungan, asuransi, dana cadangan seperti untuk kesehatan atau healing bisa tidak ter-cover lagi.

Lagi-lagi kita harus menerapkan pola hidup mengikut trend yang positif bisa mendukung perencanaan keuangan yang baik. Bagaimanapun para guru harus mengasah trik cerdas frugal living agar tetap realistis dengan pendapatan dan pekerjaan mereka.

Mungkin akan terasa membosankan ketika kita harus bicara lagi soal bagaimana menyusun anggaran yang realistis dan terukur. Tapi karena ini sudah menjadi kebutuhan krusial mau tidak mau ya harus dilakukan.

Tapi realitasnya memang mengharuskan kita lebih jeli berbelanja daripada melakukan stok dalam jumlah besar yang mau tidak mau menggerus stok cadangan Anggaran Belanja Rumah Tangga (ABRT) yang ada.

Bagaimanapun menata anggaran adalah dasar dari frugal living yang baik. Seorang guru perlu mengidentifikasi dengan jelas pemasukan dan pengeluaran bulanan mereka. Membuat anggaran yang realistis dan terukur memungkinkan guru untuk mengalokasikan dana dengan bijaksana, menghindari kelebihan pengeluaran, dan menyisihkan sebagian gaji untuk tabungan atau investasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun