Ini menunjukkan bahwa trend wisata halal yang berkembang telah memancing minat para wisatawan Muslim yang tidak hanya mencari destinasi yang menawarkan kenyamanan dalam hal akomodasi dan makanan halal, tetapi juga pengalaman budaya dan spiritual yang sesuai dengan prinsip Islam.
Mestinya ini menjadi sebuah peluang besar bagi negara-negara untuk memperkenalkan paket wisata halal yang lebih beragam. Dukungan platform seperti HalalTrip dan CrescentRating memberikan berbagai pilihan destinasi, restoran, hotel, dan layanan yang makin memenuhi standar halal, semakin memudahkan wisatawan Muslim dalam merekomendasikan tujuan wisatanya.
Pemerintah Indonesia bahkan telah mengembangkan sejumlah destinasi wisata halal, seperti Lombok, Yogyakarta, dan Bali, dengan menambahkan fasilitas seperti restoran halal, hotel, dan tempat ibadah untuk mendukung wisatawan Muslim.
Ini adalah salah salah satu peluang dan dampak positifnya. Artinya wisata halal tidak hanya menyangkut wisata di negara atau daerah dengan populitas Muslim mayoritas, namun juga bisa mencakup negara-negara seperti Jepang, Korea maupun China.
Meskipun demikian, masih ada sebagian orang yang keliru memahami apa itu pariwisata halal, dan bagaimana potensi sektor ini bisa dioptimalkan. Jadi sebelum berbicara potensi wisata halal, penting untuk memahami substansinya dengan benar.
Memangnya Apa Itu Pariwisata Halal?
Dua orang ngobrolin wisata halal di sebuah kafe.
"Denger-denger sekarang banyak orang yang ngomongin pariwisata halal, ya? Aku kira itu cuma buat orang yang pake hijab doang atau yang enggak makan babi, gitu."
"Ah, enggak gitu juga. Pariwisata halal itu lebih luas. Bukan cuma soal makanan halal atau berpakaian sesuai syariat. Itu hanya salah satu aspeknya aja."
"Pariwisata halal itu mencakup keseluruhan pengalaman yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariat Islam. Mulai dari akomodasi, restoran, aktivitas wisata, hingga hiburan, semuanya bisa disesuaikan supaya nyaman untuk wisatawan Muslim. Tapi bukan berarti non-Muslim enggak boleh ikut, ya."