Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Transformer? Transformasi Digital Sebaiknya Dimulai dari Mana?

28 Juli 2022   08:55 Diperbarui: 28 Juli 2022   09:06 1051
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ibu-ibu hari ini kita belajar  Microsoft Office ya," kata  saya dalam satu sesi pembelajaran internal dari guru ke guru. 

Beberapa guru "senior" langsung panik. "Waduh bu Rini!, jangan yang susah-susah pelajarannya, yang penting bisa ngetik laporan, syukur-syukur bisa buat laporan hitung-hitungan." celetuk seorang peserta ibu guru senior, yang sebentar lagi mau pensiun. 

Transformasi Digital

bloomberg
bloomberg

bloomberg
bloomberg

Seorang ibu guru muda malah mikir transformasi digital, seperti membayangkan film "Transformer". Mungkin kebanyakan mendampingi anaknya  menonton film, atau malah maniak film genre techno-an.  

Bicara transformasi digital rasanya rumit sekali, bagi sebagian guru, apalagi yang mendekati masa pensiun. tak mau yang serba rumit dan ribet.

Secara definisi, arti kata 'transformasi' di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah perubahan rupa (bentuk, sifat, fungsi, dan sebagainya). Nah kalau "transformasi pendidikan" itu kurang lebih dimaknai sebagai; sebuah siklus, proses yang terus berjalan  dengan teknologi sebagai media percepataannya, serta memastikan bahwa perubahan yang dibuat relevan dan efektif dalam meningkatkan mutu hasil capaian siswa. 

Lantas apa itu "Transformasi digital"?. Sebenarnya transformasi jenis itu adalah bagian dari proses teknologi yang lebih besar. Transformasi digital, merupakan perubahan yang berhubungan dengan penerapan teknologi digital dalam semua aspek kehidupan masyarakat. Transformasi digital berada dalam tahapan ketiga dari alur teknologi yaitu; Kompetensi digital, Penggunaan digital dan Transformasi digital.

Begitu mendapat penjelasan itu, para ibu guru malah tambah bingung, menatap saya dengan pandangan kosong, persis layar komputer yang cuma memuat tampilan gambar dari google.

Jadi saya bilang kemudian, kalau kegiatan kita sederhananya, menggunakan komputer untuk memudahkan kerja seorang guru, that its!. dan mereka kemudian mengangguk-angguk, entah paham atau bingung.

Maka dimulailah kelas komputerisasi itu dimulai dengan pelajaran "mengetik dengan Words". Menarik juga, karena dengan segera kelas berubah menjadi "lebih riang" dari sebelumnya.

Tantangan Ber-Digitalisasi

creative-media-jpg-62e1e8ff3555e46074731282.jpg
creative-media-jpg-62e1e8ff3555e46074731282.jpg

sumber gambar: komputerisasi, creative media

Memang problem menjadi canggih selalu tidak jauh dari urusan "gagap teknologi" alias gatek. Bahkan ada seorang guru yang menjelang masa pensiun tapi berminat ikut pelatihan komputer, sampai takut menekan tuts. Siapa tahu kalau salah pencet, komputer akan meledak!.

Sewaktu saya datang ke mejanya dan membantunya mengetik dengan cepat, ia pindah tempat duduk karena takut akan ada "ledakan".

Jadi darimana kita memulai langkah menuju transformasi teknologi digital itu?. Tiga tahapan dalam penggunaan teknologi memang harus berjalan pararel.

Pertama; Kompetensi digital-harus dimulai dari pengenalan dan pembelajaran dasar. Dengan mengenal komputer lebih baik, tak akan ada ketakutan komputer akan "meledak" karena salah pencet tuts-nya. Memahami jika komputer makin memudahkan jenis pekerjaan para guru, sehingga tak harus begadang , atau bekerja seperti para pegawai admin. Jika begitu, kapan mau belajar untuk persiapan mengajarnya.

Kedua; Penggunaan Digital; semua jenis pekerjaan terkait persiapan bahan mengajar, sudah mulai menggunakan komputer, sehingga fokus belajar dan mengajar bisa lebih banyak perhatian untuk mendorong siswa belajar dan memahami materi. 

Apalagi jika menggunakan kesempatan memanfaatkan sebagian waktu belajar menggunakan teknologi. Jadi ada pembagian kelas pada jam tertentu atau waktu tertentu mencari bahan dengan bantuan teknologi di laboratorium komputer. 

Mencakup semua jenis mata pelajaran, bukankah tak ada salahnya, pelajaran kesenian juga sesekali "berselancar" mencari ide dan pembelajaran baru di internet?.

Ketiga; Transformasi Digital, ketika porsi pekerjaan  para guru seperti saya, semakin banyak dibantu oleh komputer, agar semakin cepat, mudah dan lebih nyaman (bagi yang paham komputer). Terasa sekali bedanya, ketika kami dahulu membuat Rencana Pembelajaran secara manual, dengan jumlah halaman yang banyak dan laporan hasil belajar juga harus dibuat setelahnya.

Sekarang, kita bisa menyimpannya dalam folder arsip dan dapat mengedit, menyesuaikan dengan perubahan dan perkembangan, dan yang pasti tak lagi "menyita waktu" hanya berkutat dengan urusan persiapan bahan mengajar saja. Apalagi dengan kurikulum yang masih berubah-ubah terus.

sumber gambar: pelatihan komputer guru, seosatu
sumber gambar: pelatihan komputer guru, seosatu

Belum lagi ada guru yang juga punya tanggungjawab lain. Mengurus "siswa bermasalah", mendorong dan memotivasi siswa belajar, dan ragam pekerjaan lain para pendidik, karena pekerjaan seorang guru memang tak cuma mengajar, tapi "memanusiakan manusia"-ya dengan cara mendidik itulah.

Setidaknya Transformasi Digital, bisa meringankan kerja para guru, dan meng-optimalkan peran mereka dalam proses belajar mengajar di sekolah.

Terasa sekali ada perbedaan bagi kami para guru, bahkan ketika libur, apalagi seperti saat daring dua tahun sebelumnya, kami merasa rindu bersekolah, bertemu di ruang kelas, berdiskusi. 

Itu sebenarnya wujud hakiki dari hubungan guru dan siswa, yang kelak membantu membentuk karakternya, dan membantu mereka "menemukan" passion untuk masa depannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun