Mohon tunggu...
Rini DST
Rini DST Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga - Seorang ibu, bahkan nini, yang masih ingin menulis.

Pernah menulis di halaman Muda, harian Kompas.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mulai Lagi

25 Mei 2021   13:19 Diperbarui: 25 Mei 2021   13:45 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pixabay. Karya: Geralt

Armita termenung. Tak disangkanya sekarang dia berada di kamar ini lagi. Sebuah kamar di rumah orang tuanya. Kamar yang di huni sejak dia remaja hingga malam pertama bersama kang Arman.

Tepat seminggu setelah Armita wisuda menyandang gelar notaris. Tubuh kang Arman yang tadinya sehat, mendadak panas. 

Awalnya seperti panas-panas biasa. Seperti gejala radang tenggorokan, atau paling parahnya tifus. Setelah menjalani pemeriksaan dan berbagai tes laboratorium berulang kali, dokter menyatakan Leukimia kronis. 

Sungguh Armita tak pernah menyangka. Kini kang Arman sudah tiada. Hanya doa yang bisa dia sampaikan. Semoga akang diterima Allah di surga Firdaus.

Setelah lulus dari pendidikan S3 di Jepang dengan beasiswa LPDP dengan membawa Armita dan Dion ke Jepang, kang Arman meniti karir di bidang start up milik salah seorang milenial sukses di negerinya . 

Saat sang founder terpilih menjadi salah satu staf khusus presiden, Kang Arman terpilih menjadi pimpinan usaha yang memang sedang menanjak. 

Seiring dengan makin berkembangnya usaha tersebut, karir kang Arman juga makin cemerlang. 

Mulailah dia meminta istrinya untuk meninggalkan pekerjaan yang dirasakan sebagai lingkungan kerja toksik. 

Pulang terlalu larut, dan ada rasa curiga terhadap atasan yang suka memundur-mundurkan jam pulang istri.

Walaupun begitu, awalnya mereka tidak gegabah dalam berhenti dari pekerjaan. Dimintanya istrinya untuk menjaga diri terlebih dahulu, setelah memungkinkan barulah dia meminta istri untuk keluar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun