Mohon tunggu...
Rini DST
Rini DST Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga - Seorang ibu, bahkan nini, yang masih ingin menulis.

Pernah menulis di halaman Muda, harian Kompas.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ada 5 Langkah Hidup dengan Penuh Kesabaran, untuk Menghadapi Lingkungan Kerja Toksik

22 Mei 2021   18:10 Diperbarui: 22 Mei 2021   18:19 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Pixabay.

Lingkungan kerja toksik?

Harus dilihat terlebih dahulu, toksik untuk siapa? Apabila toksik untuk kita, jelas kita akan berusaha menghindar. Sebaliknya apabila toksik untuk orang lain--lingkungan lebih luas--bahkan untuk negeri, jangan-jangan kita terbawa menikmati. 

Kompasiana sendiri menggambarkan lingkungan kerja toksik, dengan adanya rekan kerja suka bergosip--teman semeja dizalimi bos--atasan melempar tanggung jawab-klien yang suka membawa masalah keluarga di kantor. Ini merupakan toksik bagi kita!

Jangan lupa ada juga lingkungan kerja toksik untuk orang lain--lingkungan lebih luas--bahkan negara. Contoh paling nyata korupsi--kolusi--nepotisme (KKN) yang sudah sedemikian merapat di berbagai lingkungan kerja. 

Untuk kedua jenis toksik yang ada dalam lingkungan kerja tersebut, cara paling mudah untuk dikatakan atau dituliskan adalah menghindar.

Namanya pekerjaan, untuk dihindari tidaklah semudah membalik telapak tangan. Pekerjaan merupakan kesempatan bagi hampir semua orang untuk hidup layak. Melepaskan diri dari ketergantungan yang terus menerus terutama terhadap orang tua. Pekerjaan juga memberikan rasa independensi dan harga diri yang tinggi. 

Pada lingkungan kerja toksik dengan kadar rendah, mungkin bisa diatasi dengan adaptasi. Dengan kadar toksik medium, mungkun bisa diatasi dengan mencoba melakukan perbaikan. Dengan kadar toksik yang tinggi, kalau enggan terbawa inilah saatnya harus menghindari. 

Tetapi ... tetapi melakukan adaptasi, perbaikan atau menghindari bukanlah hal mudah. Masing-masing membawa resiko yang dari ringan hingga berat. Juga bisa tertimpa sial. Paling sial adalah malahan menjadi terhukum, dipermalukan masuk penjara. 

Walaupun zaman sudah menunjukkan gejala sebaliknya, banyak orang digadang-gadang dengan jaket jingga dan masuk penjara tetap bisa merekahkan senyum sumringah. Dan harga diri tetap tinggi, karena mempunyai banyak uang. Bisa memberikan bantuan hampir tanpa batas, untuk pengentasan kemiskinan di sekitar tempat tinggalnya. 

Nah ... terhadap lingkungan kerja toksik, sebaiknya lakukan 5  langkah hidup berkut dengan penuh kesabaran.

  1. Memilih lingkungan kerja yang bersih, hanya melakukan pekerjaan yang tidak merugikan  diri sendiri atau orang lain. Walau belum pernah belajar tentang tata cara bekerja, asalkan hanya mau mengerjakan yang baik dan bersih sudah membawa manfaat buat diri sendiri dan orang lain. 

  2. Hanya mengerjakan apa yang menjadi kewajiban dan hak kita kita. Kalau akan melakukan apa yang menjadi kewajiban orang lain, sebaiknya minta ijin tertulis kepada orang yang sebenarnya melakukan kewajiban tersebut. Kalau ada susuatu yang menjadi hak orang lain, sebaiknya jangan pernah ingin mengambil. Sebab mengambil hak orang lain adalah perbuatan mencuri, dan haram hukumnya.

  3. Apa saja yang dikerjakan sebaiknya membuat diri sendiri  bahagia, dan bernmanfaat buat orang lain.  Biasanya bila mengerjakan sesuatu yang halal, pastilah banyak manfaat bagi semua orang. 

  4. Tidak merusak lingkungan kerja, dengan banyak bergosip. Melakukan tugas dengan penuh tanggung jawab, tidak menyakiti siapa saja. . Menjaga sopan santun, dan senantiasa menciptakan suasana damai. Memberikan ketenteraman dalam lingkungan kerja. 

  5. Harus bisa menghotmati orang lain, dan menjaga harga diri.  Jangan ragu memperbaiki yang buruk, dengan membuat keputusan baru. Cobalah berani membuat sesuatu baru yang benar, sebelum meninggalkan yang memang dirasakan toksik.

Terhadap lingkungan kerja toksik jenis apapun, usahakan tetap tidak terbawa. Cobalah menciptakan sesuatu yang baru, atau jangan ragu menghindar sama sekali.  

Bumi Matkita,

Bandung, 22/05/2021.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun