Ramadan adalah suatu bulan yang penuh berkah bagi umat muslim. Bulan penuh pengampunan, jika semua menjalani ibadah yang ditetapkan Allah dengan baik. Berlansaskan Rukun Islam syahadat-salat-puasa-zakat-haji bagi yang mampu, dengan pilar Rukun Iman kepada Allah SWT-malaikat-kitab-rasul-hari kiamat-takdir.
Angkasa benderang, gunung terpaku di bumi. Alam raya penuh keindahan, dengan lautan biru dan angin menderu sejuk. Dilengkapi manusia-hewan-tumbuhan yang dalam hidupnya menabuh genderang dengan suara masing-masing.
Dengan maksanakan semua rukun dengan jujur. Jangan pernah tinggalkan, selama hayat masih dikandung badan. Angin menjadi badai, lautan berubah merah, gunung meletus menmuntahkan lahar semua kehendak Allah. Sebagai cobaan bagi semua makhluk, agar dalam hidup tidak menambah lebih parahnya kerusakan alam.Â
Bukankah setiap tahun, pada manusia sebagai makhluk hidup paling mendekati sempurna, telah diujikan sesuatu yang harus diikuti sesuai kemampuan secara jujur.
Seteguk Rasa Haus.
Pada bulan Ramadan, selama sebulan penuh ujian menahan haus merupakan ujian berat. Bahwa hadir godaan menginginkan seteguk rasa haus, itu wajar. Kekuatan untuk tidak tergoda, merupakan ujian. Bila bisa menahan godaan, predikat lulus akan didapat. Ijazah sebongkah berkah akan diterima. Agar lulus dan tetap sehat dalam ujian seteguk rasa haus, ada beberapa yang harus diperhatikan.
Cukupkan minum air putih pada saat berbuka puasa.
Banyak mengonsumsi buah-buahan segar.
Bila menginginkan yang dingin, janganlah meminum air es polos. Berusahalah membuat es buah yang nikmat.
Sesuap Rasa Lapar.
Begitu juga menahan rasa lapar, wajib dilalukan oleh umat muslim yang telah dewasa dalam masa puasa Ramadan. Kelulusan dalam menahan ujian sesuap rasa lapar akan mendapatkan ijazah dalam bentuk sebongkah berkah.
Menjalani ujian menahan sesuap rasa lapar, tidak berarti para ibu tidak memasak. Tetap harus memasak untuk dinikmati pada saat berbuka puasa oleh seluruh keluarga.Â