Mohon tunggu...
Rini DST
Rini DST Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga - Seorang ibu, bahkan nini, yang masih ingin menulis.

Pernah menulis di halaman Muda, harian Kompas.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Jauh di Mata Dekat di Hati, Serupa LDR?

16 Februari 2021   20:01 Diperbarui: 17 Februari 2021   05:39 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jauh di mata, dekat di hati. Desain oleh Rini DST, menggunakan Canva. Gambar foto diri.

Long Distance Relationship,

Suatu keadaan hubungan yang katanya sedang dialami oleh banyak orang pada masa pandemi covid-19, selanjutnya dikatakan secara singkat LDR.

Ada sepasang teman SMA yang perempuan terkurung di Singapore, dan yang lelaki terkurung di Bali. Teman masa SMA, jadi masa kini usia sudah nini dan engki. Eh ... terpaksa hubungan cinta asmaranya harus dilakukan secara LDR.

Hubungan cinta asmara LDR. adalah suatu hubungan cinta yang tetap tumbuh dan terjaga walaupun berjauhan secara jarak dan waktu.

Di Indonesia ada yang serupa LDR, puluhan tahun lalu sudah dikenal dengan sebutan JMDH.

Apakah itu JMDH?

Jauh di Mata Dekat di Hati!

  • Kunci utama tetap langgengnya JMDH adalah jujur dan saling percaya. Engkau di sana, aku di sini begitu syair lagu yang dibawakan oleh RAN. Engkau di sana harus jujur, jangan selingkuh. Aku di sini akan percaya, tidak cemburuan. 

  • Gawai dengan setelan nada dering khusus yang tidak pernah dimatikan atau di silent. Jangan sampai tidak mendengar nada khusus untuk yang JMDH. Nanti kalau tidak dengar dan salah satu ngambek, akan terjadi saling blokir. Dan berkelanjutan saling gundah. 

  • Setelan rindu harus pol. Selalu membayangkan senyumnya, sering bertemu dalam mimpi. Selalu mengenang segala yang indah yang pernah dilakukan.

Selain untuk hubungan cinta asmara, JMDH juga sering dirasakan pada hubungan orang tua dan anak. Biasanya akan lebih dirasakan oleh orang tua yang anak-anaknya telah dewasa dan pergi merantau. Seharusnya orang tua bisa tetap bertahan pada keabadian JMDH dengan anak-anaknya. Apalagi bila anak-anak telah menikah, telah mempunyai kekasih yang abadi. 

Rasa paling sedih yang dirasa orang tua, bila anak kembali dari rantau. Keadaan belum mempunyai rumah sendiri, tetapi tidak mau tinggal bersama orang tua lagi. Tidak mau mengganggu orang tua dan tidak mau terganggu oleh orang tua. Apalagi anak memilih rumah kontrak dekat rumah orang tua. Jadilah orang tua makin merasa  sedih dan JHDM.

Apakah itu JHDM?

Jauh di Hati Dekat di Mata!

JHDM sangat berbahaya untuk hubungan cinta asmara. Apabila hal ini terjadi, sebaiknya cari solusi untuk merubah JHDM. Sukur-sukur bisa 

dirubah menjadi DHDM.  Kalau tidak bisa sebaiknya diputuskan, karena tidak akan memberikan kelanjutan yang baik. 

Apakah itu DHDM?

Dekat di Hati Dekat di Mata!

Wah ... sungguh sangat menyenangkan DHDM, sesuatu yang sangat dirindukan oleh semua orang yang saling cinta, saling kasih dan saling sayang. DHDM sangat smpurna untuk hubungan cinta asmara, juga hubungan orang tua dan anak. 

JHDM juga membuat orang tua sedih, kecuali ... kecuali ada alasan tepat. Anak telah mampunyai rumah milik sendiri, bukan kontrak rumah dekat rumah orang tua.  Atau rumah orang tua terlalu kecil, sehingga anak terpaksa kontrak rumah dekat rumah orang tua. 

Hubungan orang tua dan anak, memang gampang-gampang susah. Apabila terjadi JHDM, keduanya harus segera memperbaiki.

  • Anak sebaiknya mengikuti kebiasaan orang Tionghoa siao suen  terhadap orang tua, yang di Indonesia sering dikatakan "uhau".

  • Orang tua harus tetap cinta, sayang dan selalu mendoakan anak-anak.

Ingat kata Richard Bach, seorang penulis dari negeri Paman Sam.

Jika mencintai seseorang, biarkan saja dia bebas.

Jika dia kembali, dia adalah milikmu.

Jika tidak, anggap dia tidak pernah ada.

Bumi Matkita,

Bandung, 16/02/2021.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun