Mohon tunggu...
susi respati setyorini
susi respati setyorini Mohon Tunggu... Guru - penulis

Pengajar yang gemar menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sesal

8 Mei 2021   13:16 Diperbarui: 8 Mei 2021   13:21 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Hei, kamu!"

Merasa hanya ada dirinya yang berada di depan rumah nomor 45, anak kecil itu lari kencang menghindari kejaran pemilik rumah.

Diana yang berusaha mencegah, tidak berhasil menghentikan laju lari si anak perempuan barusan. Kepalanya celingukan memindai empat gang yang berada di 4 arah tempatnya berdiri ini.

"Ke mana anak itu? Cepat sekali larinya!" Diana menyeka peluh yang terbit di keningnya. Kerudung hitam yang menutupi kepalanya disibak ke belakang, lalu langkahnya mundur meninggalkan perempatan menuju blok A.

Dalam hati Diana bertanya, mengapa anak itu mengutip sisa makanan dan memakannya sambil berdiri? Dia tidak membawa karung seperti yang basa dibawa para pemulung. Berarti anak tadi tidak puasa? Kecamuk hati dan pikirannya sedang saling dukung menciptakan kesimpulan. Analisisnya buyar ketika Ais--adiknya--mengejutkannya.

"Mbak Di dari mana? Kok bengong?"

"E ... itu, tadi ada anak pemulung, ngorek-ngorek sampah. Trus dia makan sisa ayam tepung punya kamu semalam."

"Terus?"

"Ya, Mbak mau nanya kenapa makan, makanan sisa di tempat sampah lagi."

"Dia ke mana sekarang?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun