"Zy! Kamu dengerin aku, 'kan?" Ditri menyenggol pundaknya. Tangannya digerakkan naik turun tepat di depan wajah Enzy.
Spontan Enzy menepis kibasan tangan Ditri. "Apa, sih?"
"Kamu yang kenapa. Bengong aja. Masih penasaran sama tu ibu-ibu?"
"Kamu kenal?"
Anggukan Ditri membuat Enzy memutar letak duduknya. Kali ini, dia menghadap Ditri dengan wajah serius.
"Siapa, Dit?"
Terjadi jeda. Ditri tampak sedang berpikir.
"Emm ... tapi ... tapi aku boong!" Ditri tergelak. Hampir saja tawanya meledak kalau saja tangan Enzy tidak membekap mulut Ditri.
Mata Enzy melotot menahan kecewa. Lagi-lagi Enzy bergegas meninggalkan Ditri yang belum melipat mukenanya.
Namun, di pintu keluar, Enzy tertegun sejenak. Langkahnya mendadak berhenti saat berpapasan dengan Ustaz Mahen. Pria tampan itu sama terkejutnya dengan Enzy. Ada sepotong diam yang menghinggapi keduanya.
Dari arah dalam masjid, tiba-tiba Ditri muncul dan langsung bertanya pada Ustaz Mahen. "Ustaz, ibu-ibu yang dekat tiang itu siapa, ya? Soalnya dari kemaren Enzy penasaran."