Bugh!
"Aww! Aduh ... jalan liat-liat, dong!" Ditri yang jatuh tersungkur mengaduh kesakitan.
Tidak sampai di situ, dia justru marah dan dan menilai orang lain lalai sehingga dia terjatuh. Tubuh pria yang posturnya jauh lebih kokoh itu terdengar meminta maaf. Sementara Ditri terus saja menggerutu kesal. Ocehannya berhenti saat mendongak untuk melihat siapa yang membuatnya jatuh.
"Emm, maaf, Ustaz." Ditri tersipu dan menyesal.
"Kamu nggak papa? Ada yang sakit? Maaf, saya tadi buru-buru."
"Emm, nggak, kok. Maaf saya yang salah, saya ngejar Enzy."
Mendengar nama Enzy disebut, Ustaz muda lulusan Kairo itu terdiam beberapa saat.
"Emm, saya permisi, Ustaz." Ditri buru-buru pergi.
***
"Zy! Awas kalau kamu ninggalin aku lagi, ya! Nggak fren banget, sih." Ditri meracau sejak tadi.
Sementara itu, Enzy tidak mengacuhkan ucapan Ditri. Matanya sedang memperhatikan perempuan di saf paling depan di dekat tiang. Perempuan yang selalu berada di sana setiap salat berjamaah di masjid ini. Enzy penasaran. Lima waktu salatnya dilakukan di masjid. Bahkan, berbuka pun di masjid.