Mohon tunggu...
susi respati setyorini
susi respati setyorini Mohon Tunggu... Guru - penulis

Pengajar yang gemar menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ramadan Cinta

4 Mei 2021   03:27 Diperbarui: 5 Mei 2021   03:19 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
by Canva/olahan pribadi

Intan duduk di sebelah Ibu. Dia menduga ada hal serius yang ingin Ibu sampaikan. Ada jeda yang membuat suasana hening. Ibu terlihat seperti sedang memiliih kata yang tepat untuknya.

"Kamu ingat Fadlan?"

Pertanyaan Ibu membuat Intan mendongak. Kernyitan terbentuk jelas di keningnya. Maksud Ibu apa menanyakan tentang pria masa remajanya. Pria yang dulu pernah Intan tolak perasaannya karena dia lebih memilih Guntur. Buat apa Ibu menanyakan pria itu pada Intan?

Jelas Intan mengenal pria itu dengan sangat baik. Pria bernama Fadlan, pria yang aktif di remaja masjid kompleks rumahnya. Di sana juga mereka bertemu dan menjadi dekat. Dekat dalam artian sebagai teman tidak lebih.

Hal yang paling berkesan bagi mereka berdua dan remaja masjid lain adalah saat berbagi takjil gratis di halaman masjid hampir setiap sore. Aktif mencari donator untuk memberi takjil bagi kaum dhuafa di sekitar perumahan. Tak jarang Intan harus rela bersepeda mengantar takjil untuk Nenek Pijah yang tinggal di bantaran kali di belakang kompleks. Atau mengunjungi Mak Arum yang hidup sebatang kara setelah rumahnya ludes terbakar dan menewaskan seluruh anak dan cucunya. Mak Arum selamat dari maut karena pada saat kejadian sedang mengikuti pengajian di masjid.

Bukan hanya itu, Intan dan Fadlan mengisi hampir setiap sore di masjid untuk mengajari anak-anak kompleks mengaji. Apalagi saat Ramadan datang, mereka juga kerap tadarus bersama anak-anak yang lain. Dan itu berlangsung hingga mereka berdua tamat kuliah.

Setelah menolaknya setahun lalu dan memilih Guntur, Intan seperti kehilangan sosok Fadlan. Setiap kegiatan di masjid, pria itu tak pernah terlihat lagi. Dia menghilang. Kabar terakhir yang Intan dengar, Fadlan bekerja di Papua. Waktu itu Intan hanya mengira pria itu sengaja menjauh. Namun, mengapa tiba-tiba Ibu menanyakan tentang pria itu?

"Fadlan ingin mengkhitbah kamu."

Mata Intan terbelalak. Di pagi subuh ini, sepertinya bukan waktu yang tepat buat Ibu bercanda.

"Bukannya ...."

"Dia pulang sebelum puasa. Kontraknya di Papua sudah selesai dan tidak diperpanjang."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun