Mohon tunggu...
susi respati setyorini
susi respati setyorini Mohon Tunggu... Guru - penulis

Pengajar yang gemar menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cokelat dan Arloji

10 Juli 2020   05:15 Diperbarui: 12 Juli 2020   05:24 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku tersenyum mengingat cerita itu karena aku termasuk salah satunya. Aku akan menangis jika Bibi tiba-tiba tak terlihat.

"Non masih ingat Baiq?"

"Baiq yang tinggal di belakang kompleks? Yang dulu sering nangis kalau mulai menggambar?"

Bibi tertawa dan mengangguk mantap.

"Cengeng sekali anak itu. Di mana ya dia sekarang?"

"Dia sakit, Non. Dibawa ke Semarang."

Mataku membulat. Sakit? Seperti bisa menebak pertanyaanku, Bibi pun menjelaskan.

"Dia jadi murung setelah ibunya meninggal."

Embusan napasku terasa berat. Aku tertunduk lesu. Pasti Baiq sayang sekali dengan ibunya, sampai-sampai ia depresi. Kehilangan memang meninggalkan duka sekaligus luka. Berusaha ikhlas, tetapi bukan perkara mudah.

"Non, udah malem. Istirahat dulu besok disambung lagi."

Part berikutnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun