Mohon tunggu...
susi respati setyorini
susi respati setyorini Mohon Tunggu... Guru - penulis

Pengajar yang gemar menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Titian Sepi_2

2 Desember 2018   22:09 Diperbarui: 2 Desember 2018   22:42 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bagian 2

Ayah masih duduk beberapa menit setelah ibu menghilang. Bapak berdiri dan menghampiri aku. Tangan tuanya mengelus kepalaku tanpa kata, tapi ia pun menyusul yang lain tanpa sapa. .

Bulir bening meluncur bebas setelah kutahan sejak tadi. Keberanianku mungkin berbeda dengan Mbak Dini, dalam diam aku melawan mereka untuk tetap tinggal bersama Bibi. Sekalipun ini melukai perasaan mereka. *** Ibu berjalan cepat meninggalkan rumah peninggalan Nenek. Rumah masa kecilnya juga, yang menyimpan  banyak kenangan. .

Keadaan berubah sejak Ibu menikah dengan Bapak. Tepatnya Ibu lebih memilih Bapak. Nenek mencoret nama Ibu sebagai pewaris rumahnya. "Apa alasan Ibu melimpahkan hak rumah ini ke Dek Sri?"tanya Ibu kepada Pak Bonar.

Dengan gamblang pengacara Nenek itu menjelaskan alasan yang telah tertulis dalam surat wasiat Nenek.

Wajah Ibu merah padam menahan marah. Ibu tak menyangka Nenek memendam sakit hatinya dengan cara seperti ini.

Ibu hendak melepaskan kesalnya lagi, tapi Bapak menahannya. "Wes, Bu. Rasah ribut," larang Bapak. Ibu masih belum terima dengan keputusan Nenek dalam wasiatnya.

Detak jantungnya berdegup kencang, napasnya tak beraturan. Cairan bening mulai menggenangi pelupuk matanya. Ibu berusaha menahan butiran itu menetes hingga bibirnya bergetar. Ibu seperti terpukul mendengar Nenek menghukumnya sekarang. "Bu ...," panggil Mbak Dini anak sulungnya. "Selama Nenek masih hidup, apakah pernah Bapak kalian membantah Nenek?" tanya Ibu lirih.

Next

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun