Mohon tunggu...
susi respati setyorini
susi respati setyorini Mohon Tunggu... Guru - penulis

Pengajar yang gemar menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Belajar dari Pilkada

20 Oktober 2017   13:35 Diperbarui: 20 Oktober 2017   13:44 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

                                                                                                    

Aroma pilkada serentak di 2018 sudah mulai terasa. Denyutannya mewarnai kegiatan pemilihan ketua OSIS siang terik ini. mereka tidak beranjak dari lapangan basket sekolah mengikuti serangkaian acara pemilihan hari ini.

Pemaparan visi dan misi masing-masing paslon (pasangan calon) pun dimulai. Berusaha keras meyakinkan audien untuk memilihnya. Tak dapat dipungkiri visi dan misi yang diusung masih terlalu luas. Belum terukur dengan tepat keberhasilannya. Halal saja, toh mereka sedang taraf belajar.

Kemudian, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, masing-masing paslon menjawab pertanyaan yang diajukan padanya. Ada yang lancar jaya ada yang masih terbata-bata. Yah, sekali lagi dimaafkan.

Pertanyaan datang dari siswa, guru dan juga dari kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi lembaga ini. Pasangan calon nomor urut 1 menurut saya sudah sangat terlatih dan memahami kinerja OSIS pada umumnya. Wajar, pasangan ini adalah pengurus tahun sebelumnya yang kini mencoba keberuntungan menjadi ketua dan wakil.

Yang menarik untuk diulas adalah pertanyaan dari kepala sekolah mengenai belum maksimalnya penggunaan ruang OSIS selama ini. Paslonnomor urut 1 menjawab dengan lantang.Keterbatasan ruang OSIS (baca:sempit) maka untuk mengumpulkan seluruh pengurus dalam rapat atau kegiatan sangatlah tidak memadai. Pertanyaan ini seperti bola mental yang akhirnya masuk gawang. Alias blunder. Dari semua pertanyaan yang diajukan, mereka menyusun jawaban dengan kritis menunjukkan cara berfikir realistis dan berani beragumentasi.

Selain hawa sejuk demokrasi sudah terasa, pemilihanjuga berjalan kondusif. Tanpa gejolak. Ini adalah sekadar gambaran kecil sebagai cermin pilkada dalam ranah lebih luas. Melalui contoh kecil ini seyogyanya the realpilkada  juga menghasilkan pemimpin yang tidak jumawa. Tidak lupa berterimakasih kepada semua pihak yang telah mendorongnya hingga ke singgasana tertinggi. Dan setelah bertugas (berkuasa) tidak menjadi pesakitan karena pengadilan Tipikor. Atau santapan empuk OTT. 'Audzubillah.Tetaplah amanah hingga akhir masa jabatannya. Allah SWT selalu bersamamu.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun