Mohon tunggu...
RINI NURAIDA
RINI NURAIDA Mohon Tunggu... Guru - Berproses

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisi Makna Semboyan-semboyan di Masa Pendemi (Kajian Semantik)

16 Desember 2020   20:10 Diperbarui: 16 Desember 2020   20:21 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Wabah Corona Virus menjadikan kita hidup di era dimana kita harus membatasi aktivitas di luar rumah. Masa pendemi menjadi masa transisi dimana kita beradaptasi dengan pola hidup yang baru. Dengan kondisi ini, maka muncullah semboyan-semboyan yang berkaitan dengan pencegahan, pemberitahuan, serta pengawasan terhadap virus ini. 

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah mengetahui semboyan-semboyan yang beredar di masa pendemi yang digunakan sebagai sarana informasi terkait virus corona, dan hubungannya dengan semantik, serta maknanya. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kualitatif, dengan menggunakan metode observasi langsung baik di lapangan maupun di kanal media sosial.

Semboyan-semboyan kerap kali dijadikan salah satu tempat untuk mendapatkan informasi. Semboyan sendiri merupakan tuturan, perkataan, atau kalimat pendek yang mencolok dan menarik perhatian para pembaca, yang menjelaskan tujuan organisasi, politik, dan sebagainya. Dan di dalam penggunaan semboyan tentu menyimpan maksud serta makna yang ingin disampaikan kepada para pembaca. Dan dalam tulisan ini, penulis akan berusaha menyajikan beberapa semboyan yang populer di masa pendemi dan melihat makna yang terkandung di dalamnya yang disajikan menurut kacamata semantik.

Semantik sendiri merupakan pelafalan dari 'la semantique' yang diukir oleh M. Breal dari Prancis merupakan satu cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang makna. (Parera, 2004: 42). Sedangkan Chaer (1995: 2) menyebutkan bahwa semantik di dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Inggris yakni dari kata semantics, dari bahasa Yunani sema (kata benda) Yang memiliki arti menandai atau melambangkan. Semantik merupakan ilmu yang mengkaji tentang makna, dan makna dari setiap leksem/kata dalam suatu bahasa sangat dipengaruhi oleh pandangan serta sikap masyarakat pemakai bahasa, dan perlu diketahui juga jika sistem budaya yang melatar belakangi setiap bahasa selalu berbeda dan tidak sama.

Menurut de Saussure setiap tanda linguistik terdiri dari dua unsur, yakni yang diartikan (signifie dalam bahasa Prancis, dan signified dalam bahasa Inggris), yang mengartikan (significant dalam bahasa Prancis, signifier dalam bahasa Inggris). Yang diartikan signifie;significant adalah konsep makna dari suatu tanda bunyi. Sedangkan yang menjadi arti dari signifian;signifier adalah bunyi-bunyi yang terbentuk dari fonem-fonem yang bersangkutan. Jadi dapat disimpulkan bahwa setiap tanda linguistik terdiri dari unsur bunyi dan makna.

Dan dalam tulisan ini penulis akan mengambil beberapa semboyan yang sering didengar selama masa pendemi, dan kemudian akan mencoba menguraikan bagimana makna yang terkandung di dalamnya. Karena dengan menggunakan semantik kita dapat menganalisi dan melakukan penyelidikan makna serta arti dari suatu bahasa atau bahasa pada umumnya. Semua informasi yang ada harus diserap melalui bahasa, melalui dunia lingual. Berikut adalah semboyan yang kerap kali didengar selama masa pendemi. Di antaranya:

  • "Maskerku melindungi kamu, maskermu melindungi aku"
  • "4M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak, Menghindari Kerumunan)"
  • "Di Rumah aja!"

Jika diuraikan, maka makna kata yang terkandung pada kalimat-kalimat di atas sebagai berikut:

"Maskerku melindungi kamu, maskermu melindungi aku"

Semboyan di atas dipopulerkan oleh Juru bicara pemerintah untuk pencegahan Covid-19 Ahmad Yurianto. Menurutnya semboyan itu mengandung arti bahwasanya mengenakan masker merupakan salah satu langkah pencegahan yang harus dilakukan oleh masyarakat luas, agar tidak tertular maupun menularkan virus corona. Dan pemerintah juga sudah banyak mengambil langkah, salah satunya dengan memberikan fasilitas gratis masker. Dan hal ini dilakukan tidak lain adalah supaya masyarakat mengikuti apa yang sudah diberitahukan oleh pemerintah.

Dari tuturan tersebut, maka penulis menyimpulkan bahwa memang masker itu sangatlah penting bagi pencegahan virus corona, dan dengan menggunakan masker maka dimungkinkan penyebaran virus corona yang bica ditularkan dari bagian mulut akan menjadi pencegahan dan dilakukan sebagai bentuk antisipasi.

"4M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak, Menghindari Kerumunan)"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun