Mohon tunggu...
Sri Harini
Sri Harini Mohon Tunggu... Guru - Pribadi

Mencoba menghidupkan hati dengan belajar tiada henti

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membangun Sinergitas antar Pribadi

15 Juli 2018   14:44 Diperbarui: 15 Juli 2018   14:57 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
goodmorningimagesdownload.com

Dalam perjalanan hidup setiap insan, membangun komunikasi dan interaksi dengan insan lain adalah keniscayaan. Fitrah manusia sebagai makhluk sosial menguatkan itu semua. Manusia harus bekerjasama dan berinteraksi dengan manusia lainnya untuk tetap terjaganya eksistensi. Dengan berinteraksi dan berkomunikasi inilah manusia dapat menjaga kelangsungan hidupnya. Menjadi  keharusan bagi setiap manusia untuk selalu memaksimalkan ikhtiar agar hidup yang dianugerahkan Allah tetap berlagsung pula peningkatan kualitasnya.

Tetapi tidak dapat dipungkiri, dengan berinteraksi dan berkomunikasi dengan manusia lainnya ini, ada banyak hal dan fenomena pula yang harus dihadapi. Hal yang sangat wajar terjadi, karena Allah memang menciptakan manusia dengan kepribadian dan keindividuannya masing masing. Manusia juga diciptakan Allah dengan karakter yang khas yang berbeda satu sama lain. Di sinilah maka rasa keakuan dan kedirian masing masing manusia akan diuji. 

Rasa keakuan dan kedirian manusia. Secara wajar setiap manusia pasti mempunyai keinginan untuk diakui dan didahulukan kepentingan dan perasaannya daripada orang lain. Hal ini juga yang akan terjadi dengan orang lain yang ada di luar diri seseorang.

Artinya, keinginan untuk lebih didahulukan rasa dan keakuannya oleh orang lain tersebut merupakan kehendak dari manusia selain dirinya. Jika dalam perjalannya kemudian mengalami benturan, hal tersebut sangat wajar. hal inilah yang yang merupakan ujian kedirian dan ujian atas keakuan seseorang. Apakah manusia tersebut akan mendahulukan perasaan dan kepentingan dirinya dibanding dengan apa yang dirasakan dan kepentingan orang lain.

Rasa keakuan atau yang lebih sering disebut dengan ego. Setiap manusia mempunyai ego ini. Yang membedakan adalah pada tinggi rendahnya rasa keakuan ini. Jika ego seseorang terlalu tinggi, maka dapat disebut dengan egoisme. Egoisme dapat dianalogikan sebagai satu rasa yang mengandung beberapa indikator, antara lain dapat dilihat dari orientasi gerak dan pikirannya  yang sangat berorientasi pada kepentingan dirinya. Artinya, gerak dan pikiran manusia yang egois ini lebih pada kepentingan pribadinya. Apapun yang dilakukan orang lain, jika tidak menguntungkan dirinya maka dirasa mengganggunya. Di sisi lain, manusia dengan tingkat egoisme yang tinggi selalu menganggap diri sebagai paling benar, sehingga sulit menerima masukan dari orang lain.

Sikap yang merupakan kebalikan dari egoisme ini adalah sikap apatis, sikap gampang menyerah  dan tak berkeinginan berjuang. Berjuang untuk ke[entingannya sendiri, dan apalagi berjuang untuk kepentingan orang lain. 

Sikap apatis ini bersanding dengan sikap skeptis.  Mengahadapi segala p[ermadsalahan dengan sikap menyerah, menurut saja pada apa yang dimau orang lain. Pada tingkat yanglebih parah adalah sikap yang bahkan tidak mempunyai keinginan lain selain mengikuti keinginan manusia lain dalam hidupnya.

Dalam upaya membangun sinergitas antar manusia kedua sikap individu tersebut pasti ada dalam masyarakat. Karakter tersebut dan juga karakter beragam lainnya ada pada setiap kelompok masyarakat. Dan hal tersebut tidak bisa kita tolak kehadirannya, dan memang begitulah Allah menciptakan manusia. Namun bukan berarti tamatlah upaya membangun sinergitas antar manusia dengan adanya keberagaman karakter tersebut. Hal ini karena sebenarnya keberagaman karakter tersebut bisa dikelola oleh masyarakat.  

Apa yang bisa dilakukan untuk dapat terbangun sinergitas antar anggota masyarakat? 

Beberapa  langkah dan upaya dapat diupayakan, antara lain adalah  dengan mengedepankan kepentingan kelompok atau kepentingan masyarakat dibanding dengan kepentingan individu. Hal ini tentu tidak mudah dan serta merta dapat dilihat hasilnya. Diperlukan adanya kegiatan nyata dan waktu khusus yang dapat mempertemukan semua anggota kelompok ini dalam kegiatan bersama. 

Kegiatan bersama ini haruslah kegiatan yang mengakomodir kepentingan dan kemampuan bersama, sehingga perasaan menjadi satu akan tumbuh dan mengakar pada masing masing anggota masyarakat. Kegiatan tersebut dapat berupa kegiatan ringan gotong royong membersihkan lingkungan, maupun kebersamaan dalam menjaga keamanan lingkungan. Juga kegiatan lain yang sifatnya sosial yang pasti secara bergantian  akan dialami dan ditemui setiap anggota masyarakat.  Kegiatan ini harus bersifat periodik dan ada pelopor dan penggeraknya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun