Mohon tunggu...
rini dwi andita
rini dwi andita Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lulusan S1 ilmu komunikasi di Umy

Seorang ibu rumah tangga yang hobby menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anak Emas Orangtuaku

22 Oktober 2019   13:40 Diperbarui: 22 Oktober 2019   16:33 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: Seur4moe.blogspot.com

"Ya betahlah, kan ada anak anaknya yang bisa nemenin bapak", begitu antusiasnya bapak berusaha meyakinkanku.

"Tapi pak !" 

"Pokoknya bapak pengen tinggal tempat masmu titik!!" Seru bapak seraya merajuk seperti anak kecil yang meminta permen pada orang tuanya. Yah ayahku memang sudah berubah seperti anak kecil lagi, sering marah marah tanpa sebab, ngomel ngomel sendiri, terkadang juga manja, mungkin karena faktor usianya dan ditambah kondisinya seperti sekarang ini. Aku masih berpikir untuk membawa bapak ke rumah kakakku, namun ternyata bapak malah ngambek dan mogok makan selama dua hari. Aku khawatir dengan kondisi kesehatannya, 

Akhirnya kutelfon kakakku. Kuceritakan kondisi bapak, walaupun sepertinya terasa agak berat hati, kakakku mengijinkan aku membawa bapak ke rumahnya. Dengan menyewa mobil, kami mengantar bapak sampai ke kota, Mas Yogi tidak bisa menjemput karena kesibukannya, dia bilang bahwa nanti dialah yang akan membayar ongkos perjalanan kami. Yah dia pasti tau kondisi ekonomi kami.

Bapak sepertinya senang sekali saat tau kami ajak ke rumah Mas Yogi. Sepanjang perjalanan beliau berbicara terus mengenai harapan harapan dia saat di rumah Mas Yogi nanti. Aku dan istriku hanya tersenyum mendengarkan ceritanya saja. Dalam hati aku berdoa" Semoga harapan bapak benar benar terwujud saat tinggal disana amiinn".

Mobil tidak berapa lama masuk ke halaman rumah kakakku, rumah dengan bangunan modern itu cukup menarik, dilengkapi garasi mobil di sampingnya, sangat kontras dengan rumahku yang begitu sederhana. 

Kulihat jam di hpku, pukul 5 sore "Pasti kakak sudah di rumah" pikirku. Segera kutekan bel rumahnya, kakak iparku yang membukakannya. Aku langsung menggendong bapak masuk ke dalam, dan menidurkannya ke dalam kamar yang sudah disiapkan oleh kakakku. Kamar yang begitu rapi, dengan kasur busa yang empuk dan dilengkapi ac, bapak begitu girang saat kutidurkan di kasur itu.

"Weh adem kamarnya, enak banget ini Ga kamarnya, bapak seneng kalo kayak gini!" Ujarnya kegirangan. Aku begitu senang melihat bapak ceria, yah bagiku kebahagiaan bapak adalah yang utama.

"Ga nanti kamu tidur di kamar tamu sebelah sana ya", kata kakakku. 

"Saya tidur di kamar bapak aja mas, biasanya bapak kalo malem suka manggil manggil", kataku. Malamnya aku dan istriku tidur sekamar dengan bapak, kami tidur di bawah beralaskan kasur lantai. Dan malam ini aku dan istriku seperti biasanya bergantian melayani panggilan bapak. Besoknya kami pamitan pulang, karena aku besok sudah harus bekerja. 

Sudah satu minggu lebih bapak di rumah kakakku, ada perasaan sepi di rumah ini semenjak bapak di sana, yah biasanya bapak sering teriak teriak memanggil kami. Tiba tiba hpku berbunyi, kulihat ada nama Mas Yogi memanggil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun