Mohon tunggu...
rini dwi andita
rini dwi andita Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lulusan S1 ilmu komunikasi di Umy

Seorang ibu rumah tangga yang hobby menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anak Emas Orangtuaku

22 Oktober 2019   13:40 Diperbarui: 22 Oktober 2019   16:33 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: Seur4moe.blogspot.com

"Hhhhhhh....." kutarik nafasku panjang, mencoba bersabar menghadapi bapak.

Sebentar kemudian kulihat istriku membawa sepiring nasi lengkap dengan lauknya, dialah yang sering menyuapi bapak makan setiap harinya.

Sesaat kemudian kemudian dia sudah keluar dengan piring nasinya yang kosong.

"Habis mi makanannya?"

"Alhamdulillah bi, nih!" Sambil menunjukkan piringnya yang kosong sembari tersenyum.

Aku bersyukur sekali memiliki istri sholehah seperti dia, kasihan dia, walaupun sering kudengar ayah menggerutu masalah masakan istriku yang katanya tidak enaklah, yang keasinanlah, yang kurang bumbulah, tapi setiap selesai istriku menyuapi beliau, selalu kulihat piring nasinya selalu habis. Dia selalu tersenyum menghadapi ayah, tidak pernah sekalipun dia marah ataupun ngambek saat ayahku memprotes makanannya.

Ayahku memang tidak pernah suka dengan istriku, yah maklum dia gadis lugu yang hanya lulusan pondok pesantren di daerahku, dengan penampilan sederhana dan jilbab besar yang selalu menutupi separuh tubuhnya.  Beliau selalu membanding bandingkan dengan istri masku Mbak Yeni yang seorang pegawai bank swasta besar di kotaku, perempuan modis lulusan kampus ternama di kota Yogyakarta. 

Yah aku dan kakakku memang berbeda, kakakku yang selalu dibangga banggakan oleh kedua orang tuaku, yang memilik wajah lebih tampan dibanding aku. Lebih pandai dalam segala hal dibanding aku, membuat perhatian kedua orang tuaku lebih dominan kepada kakakku dibandingkan aku. 

Kakakku yang selalu menjadi bintang di kelasnya, berbeda denganku yang jangankan menjadi bintang kelas, masuk ke urutan 10 besar saja, bisa dihitung dengan jari. Setelah lulus SMUpun aku tidak mau kuliah, tapi justru aku lebih memilih merantau bekerja di luar kota, yah walaupun ujung ujungnya aku tetap kembali lagi kesini karena memikirkan nantinya harus ada salah satu anak yang dekat dengan orang tuaku.

Sedangkan kakakku, setamatnya dia dari kuliah, langsung diterima di salah satu instansi pemerintah di pusat kota. Harus menempuh perjalanan 6 hingga 7 jam ke kota jika dihitung jaraknya dari rumah orang tuaku.

Yah akhirnya aku mengalah, aku harus pulang. Siapa nantinya yang akan menjaga orang tuaku jika aku dan kakakku jauh dari mereka. Aku membeli sepetak tanah dari hasil tabunganku selama merantau, dan kubuat sebuah rumah sederhana. Aku kemudian bekerja di perusahaan garmen, dan disitulah aku dan istriku bertemu. Awalnya orang tuaku tidak setuju, namun karena aku begitu yakin dia jodoh terbaikku, akhirnya orang tuaku menyerah kamipun menikah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun