Mohon tunggu...
Rini Ardiani Rahmawati
Rini Ardiani Rahmawati Mohon Tunggu... -

Mahasiswa universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Fakultas Dakwah Program Pendidikan: Komunikasi dan Penyiaran Islam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Sex Education di Sekolah

22 September 2012   06:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:01 1586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan seks disekolah sering sekali menjadi perdebatan dikalangan para guru dan orang tua. Hal ini dikarenakan pihak orang tua berpendapat belum sewajarnya anak yang masih duduk di bangku sekolah (baik itu sekolah dasar maupun menengah) menerima pelajar mengenai seks, ini ditakutkan akan menimbulkan rasa penasaran dari si anak terhadap apa yang didapat dari sex education tersebut. Sedangkan para guru mengungkapkan sex education justru penting disampaikan sedini mungkin agar si anak dapat mengontrol dirinya untuk mengetahui hal yang belum sewajarnya ia lakukan, selain itu anak juga dapat mengetahui tentang bahaya apa saja yang akan di diterimanya.

Sebenarnya Sex Education memang sangat penting disampaikan sedini mungkin, bahkan sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (minimal kelas 6 SD). Akan tetapi cara dan proses penyampaiannya harus disesuaikan dengan usia mereka. Misalnya, pada usia Anak-anak guru dapat menyampaikan tentang bahaya-bahaya yang akan di akibatkan oleh seks terlebih dahulu, Seperti Adanya penyakit HIV Aids, Aborsi dan sebagainya. Hal ini bertujuan agar si anak takut dan tidak mencoba hal-hal yang baru saja mereka dapatkan. Selanjutnya untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) cara penyampaiannya harus lebih dibedakan lagi, perkenalan tentang alat-alat reproduksi dan proses reproduksi misalnya. Tetapi harus tetap dibatasi sesuai etika dan tata cara mengajar yang baik. Untuk tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) proses penyampaikan dapat ditambahkan dengan alat-alat pengamanan yang dapat digunakan untuk menghindari penyakit yang akan timbul akibat seks tersebut. Proses penyampaikan harus disampaikan sebaik mungkin dan tidak menimbulkan rasa penasaran terhadap siswa yang sudah mendengarkannya. Contoh-contoh yang disampaikan tidak boleh mengandung usur pornografi atau sejenisnya.

Terlebih dari itu, sex education juga dapat membantu siswa/i untuk lebih berhati hati dalam bergaul dengan lawan jenisnya. Dengan diajarkannya sex education sejak dini, siswa dapat lebih mengetahui secara mendalam tentang bagaimana sex education itu yang sebenarnya dan bahaya apa saja yang akan diakibatkan olehnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun