Mohon tunggu...
Rini Sugiyarsih
Rini Sugiyarsih Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang Guru pengajar seni di Spensa Bogor dan menjadi ASN PPPK di SMP Negeri 8 Bogor yang suka menulis, berharap suatu saat tulisannya dapat bermanfaat buat orang banyak.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Mudik dan Sampah

5 Mei 2022   07:00 Diperbarui: 5 Mei 2022   07:01 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semangat mudik, semangat pulang kampung untuk ketemu orang tua dan sanak saudara menjadi agenda khusus lebaran tahun ini, setelah 2 tahun lamanya tertahan tidak bisa mudik karena Covid-19 melanda.

Jam jam 2 dini hari bersiap diri, kami pun berangkat dengan mengendarai mobil, berangkat dini hari bertujuan menghindari kemacetan karena tgl 30 April sudah dipastikan puncaknya pemudik tumpah ruah karena lebaran Insya Allah tgl 2 Mei.

Berangkat dari Bogor menuju Bekasi lanjar jaya, sampe kota kekasi menuju Cikampek jalanan mulai padat merayap bahkan sangat merayap, hmm kemacetan mulai terasa. Hampir 2 jam lamanya bisa keluar dari Cikampek.

Sepanjang jalan dipenuhi dengan mobil dari para pemudik dengan tujuan Jawa Tengah dan Jawa Timur.  

Pemandangan yang membuat hati miris, prihatin, sedih dan apalah istilahnya tampak didepan mata, sepanjang tol cikampek sampe kali kangkung banyak kendaraan yang berhenti dan beristirahan di sisi sebelah kiri jalan, sayangnya mereka juga meninggalkan sampah berserakan dipinggir jalan. 

Sampah-sampah tidak terkumpul dalam satu kantong kresek bekas tetapi tercecer bebas dimana terbuang dimana diletakan. Rest Area yg disediakan tidak mampu menampuk lonjakan pemudik.  Untuk memasuki rest area harus mengantri dari kurang lebih 500 meter dan itu menyebabkan lalu lintas menjadi melambat.  

Pengemudi yang butuh untuk kekamar kecil atau mengisi bensin yang benar-benar masuk dan kedalam rest area, selebihnya memilih beristirahan dibahu jalan, karena makanan dan minuman memang sudah dipersiapkan dari rumah, tetapi kantong sampah tidak. 

Bahkan ada sebuah mobil yang lumayan mewah sedang melaju didepan mobil yang saya tumpangi membuang  berwarna putih dari kaca jendela mobil.  

Sungguh sangat disayangkan, mobil bagus tetapi tidak disertai akhlak yang bagus, terlepas yang melempar sampah dijalan tol itu anak-anak atau orang dewasa. 

Kalaupun anak-anak brarti orang dewasa atau orang tuanya tidak pernah mengajarkn pentingnya menjaga kebersihan dan akhlak ketika berkendaraan termasuk membuang sampah. Alangkah indahnya bila pemudik mempunyai kepekaan dan kesadaran bagai mana menjaga kebersihan. 

Sebaiknya selain barang bawaan utama dan bekal yang dibawa saat mudik jangan lupa selalu membawa kantong pelastik besar  didalam mobil, setelah makan sesuatu sampahnya dikumpulkan dalam kantong pelastik dan dibuang ditempat sampah yang ada saat berhenti di rest area atau bisa juga setelah sampai tempat tujuan. 

Sampah yang berserakan dijalan menandakan betapa rendahnya pemahaman terhadap pentingnya menjaga kebersihan. Petugas kebersihan pastinya ada, tetapi bila terlanjur datang hujan besar sampah-sampah tersebut akan terbawa arus air dan berkumpul ditempat yang lebih rendah dan  akan menyumbat aliran air yang akhirnya akan menyebabkan banjir.

" Kebersihan sebagian dari pada Iman"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun