Mohon tunggu...
Politik Pilihan

Politisi, Bersaing di Dapil, Berdamai di Pangkalan

22 Januari 2019   23:46 Diperbarui: 23 Januari 2019   00:04 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tahun 2018 merupakan tahun dimana mulai terasa "urat" leher para politisi dan pendukungnya mulai kelihatan karena berlomba menunjukkan dan "menjual" diri kepada calon pemilih. Hal ini memang rutinitas di Negara kita setiap lima tahunan jelang tahun politik tentu dengan tujuan agar calon pemilih menjatuhkan "coblosannya" saat di bilik pencoblosan nantinya.

Pada musim panen "Politik" seperti saat ini pada politisi mulai "jualan" janji dan kita tidak tahu apakah "jualan" janji itu "dibeli"masyarakat atau tidak, kita bisa lihat setelah 17 April 2019 mendatang. Kalau "tercoblos" berarti jualannya laku, kalau tidak "tercoblos" tunggulah 5 tahun lagi jualan kembali.

Memasuki tahun 2019 dimana suhu politik sudah mulai meningkat, ibarat kalau kita masak air sudah mulai bunyi dan mengeluarkan uap air namun belum sampai mendidih, kalau pun mendidih hati-hati jangan sampai kena tangan atau kaki nanti bisa luka bakar. Suhu politik yang meningkat ini ibaratnya sama seperti air yang mau mendidih tadi, di Sosmed saling ejek, saling hina antar pendukung.

Apalagi Pasca Debat Pilpres kemarin sangat ramai dan hampir "mendidih" pembahasan debat di Sosial media, ada yang mengejek dan menyinggung kubu sebelah dan pendukung sebelah lagi "mencuil" kubu yang lain. Mempeributkan bawa "contekan" saat debat (walapun tidak ada aturan yang melarang ini sah-sah saja, sebenarnya membawa contekan atau tidak karena substansi debat bukan pada contekan, namun pesan yang disampaikan seorang calon kepada calon pemilihnya).

Kembali kepada suhu politik "SOSMED' yang mendidih ini jangan sampai "panas" mengenai pengguna sosmed itu sendiri, jangan karena kita asyik mengomentari dan menjelekkan calon lain kita sendiri terkena luka siraman "air panas"sosmed tadi. Untuk itu mari kita gunakan jari kita bersosmed dengan bijak dan terukur agar luapan "panas"politik ini tidak menghantam penggunanya sendiri dan berurusan degan pihak berwajib.

Para Politisi yang bersaing, agar bersainglah seperti "Abang Sopir Angkot di Medan sana", sopir angkot di Medan antar sopir berebut "ngetem" di depan kampus-kampus selama berjam-jam sampai keringat penumpang lain tercium oleh penumpang sebelahnya dengan aroma yang sulit digambarkan dengan kata-kata, dan tidak semudah mengatakan janji kampanye para calon yang bertebaran di kiri dan kanan jalan sampai sulit kita membedakan mana janji mulut dan mana janji hati.

Kembali ke topik tadi, politisi harus bisa membawa persatuan antar pendukung baik di dunia maya maupun dunia nyata -  para pendukung harus ditegur dan diarahkan jika sudah melanggar norma-norma kepatutan dan kepantasan, jangan seperti suara air yang mendidih tadi akan terus terdengar sebelum diangkat atau apinya dimatikan.

Para calon harus bisa Meneladani"Abang sopir angkot di Medan, BERSAING DIJALANAN, BERSATU DI PANGKALAN" artinya tetaplah "Bersaing di Dapil (Berdamai) di Pangkalan - di Negeri kita ini.

Untuk itu, mari kita calon pemilih kita gunakan hak pilih kita pada 17 April 2019 untuk memilih pemimpin Eksekutif dan Legislatif. Kepada para calon jika tidak terpilih nantinya agar bersabar dan jangan minta lagi kembali apa yang sudah "dijual" kepada calon pemilih karena sesungguhnya PENGABDIAN DI NEGARA INI BUKAN HANYA JADI SENATOR SAJA, NAMUN DISEGALA BIDANG PEKERJAAN.

Salam Pemilih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun