Mohon tunggu...
Rindyani Fadila
Rindyani Fadila Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi dari Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti Jakarta

Mahasiswi dari Sekolah Tinggi Pariwisata Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Skripsi Daring? Apakah Efektif?

2 Desember 2020   10:55 Diperbarui: 2 Desember 2020   11:00 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sudah hampir 1 tahun pandemi Covid-19 merebak di Indonesia, dan semakin banyak pula masyarakat Indonesia yang terjangkit Covid-19. Keadaan belum sepenuhnya membaik, masyarakat masih diharuskan menaati protokol kesehatan yang diterapkan oleh pemerintah. Beberapa daerah sempat lockdown, namun tidak lama. Pandemi ini tentunya berdampak terhadap sektor pendidikan. Siswa/i yang biasanya pergi sekolah dan belajar di kelas, sekarang harus melalui zoom dan mengerjakan tugas yang rasanya makin hari makin banyak dan menumpuk. Sudah setengah tahun para pelajar menjalani kegiatan pembelajaran seperti ini, namun bagaimana dengan pembuatan skripsi ?

Tentunya skripsi tidak menjadi pengecualian, bimbingan skripsi bahkan sidang pun dilakukan secara daring. Apakah efektif? Atau justru lebih menyusahkan mahasiswa/i nya?

Hal ini didasarkan dari pengalaman penulis yang sedang melaksanakan skripsinya di Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti. Bimbingan skripsi secara daring memiliki poin plus dan minusnya. Untuk poin plusnya yaitu mahasiswa/i tidak perlu mencetak berkali-kali karena revisian, semua dilakukan dengan mengirim file softcopy kepada dosen pembimbing. Tentunya dengan hal ini, kita sebagai mahasiswa/i meminimalisir penggunaan kertas dan lebih eco-friendly. Menghemat waktu, karena jika ingin bimbingan mahasiswa/i tidak perlu pergi ke kampus untuk bertemu dosen namun hanya tinggal membuka laptop atau smartphone saja. Untuk poin minusnya, tentunya jika mahasiwa/i memiliki keterbatasan koneksi internet tentunya akan menjadi hambatan ketika bimbingan apalagi jika menggunakan aplikasi zoom atau google meet. Jika koneksi sering terputus maka dosen/mahasiswa harus berbicara ulang, sehingga maksud yang disampaikan belum tentu sama dengan yang diterima maka menjadi kurang efektif. Kemudian, tidak semua tipe mahasiswa/i yang langsung mengerti jika dijelaskan hanya melalui chat atau dengan komunikasi daring saja, ada mahasiswa/i yang tipe nya lebih mengerti jika dijelaskan dengan bertemu langsung. Bimbingan skripsi secara daring pun memiliki pro dan kontra nya, tergantung dari sudut mana mahsiswa/i melihatnya. 

Kemudian bagaimana dengan sidang skripsi daring? Sama hal nya dengan bimbingan skripsi daring, memiliki plus dan minusnya pula. Poin plusnya adalah lebih tidak gugup. Karena tidak berhadap-hadapan langsung dengan dosen penguji yang biasanya membuat mahasiswa/i gugup, kemudian tentunya lebih mudah karena mahasiswa/i hanya berada di rumahnya saja tanpa harus kemana-mana. Namun hal ini juga tentunya harus didukung dengan koneksi internet yang memadai, sehingga komunikasi berjalan efektif, waktu tidak terbuang karena koneksi internet yang terputus. Juga didukung dengan perangkat yang memadai. Contohnya yaitu laptop, juga earphone agar suara terdengar lebih bagus dan jelas. 

Jadi apakah skripsi daring itu efektif? Tergantung dari sudut mana mahasiswa/i tersebut melihatnya, juga berdasarkan kemampuan dan kesanggupan mahasiswa/i tersebut. Alangkah lebih baik jika universitas atau pemerintah menyediakan kuota internet yang memadai untuk aplikasi seperti zoom atau google meet sehingga jaringan tidak sering terputus, dan sidang skripsi pun berjalan dengan lancar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun