Mohon tunggu...
R RindoeDevianty
R RindoeDevianty Mohon Tunggu... Guru - Guru BK SMKN 1 Cilengkrang

Seorang guru BK yang selalu ingin mencoba lebih baik setiap harinya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pelatihan Soft Skill untuk Kesiapan Kerja Lulusan SMA/SMK

6 Desember 2022   18:25 Diperbarui: 6 Desember 2022   18:35 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

memiliki kepekaan terhadap warna, garis-garis, bentuk-bentuk, ruang, dan bangunan.

memiliki kemampuan membayangkan sesuatu, melahirkan ide secara visual dan spasial (dalam bentuk gambar atau bentuk yang terlihat mata) (Armstrong, 1996)

memiliki kemampuan mengenali identitas objek ketika objek tersebut ada dari sudut pandang yang berbeda.

mampu memperkirakan jarak dan keberadaan dirinya dengan sebuah objek (Indra Supit, dkk., 2003:39).

suka mencoret-coret, membentuk gambar, mewarnai, dan menyusun unsur-unsur bangunan seperti puzzle dan balok-balok;

dapat mempergunakan apa pun untuk membentuk sesuatu yang bermakna baginya. Penjepit kain dapat dikait-kaitkan membentuk pesawat terbang, dinaosaurus, bahkan orang-orangan. Bola sepak diberi coretan sehingga menyerupai gambar orang. Kemampuan dan kecenderungan membayangkan suatu bentuk mewarnai aktivitas bermain mereka.

Bagi yang merasa memiliki kecerdasan tersebut, dapat mengikuti berbagai program seperti melukis, membentuk sesuatu dengan plastisin, mengecap, dan menyusun potongan gambar

  • Naturalis à Kemampuan mengenali alam sekitar dan peduli dengan sesama    makhluk hidup. Salah satu tokohnya adalah biolog ternama seperti Charles Darwin atau Gregor Mendel. Mereka mampu memahami kebutuhan tanaman akan kandungan unsur hara dari ciri-ciri daun atau sebagainya.
  • Ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan naturalis antara lain:
  • cenderung menyukai alam terbuka, akrab dengan hewan peliharaan
  • menghabiskan waktu mereka di dekat akuarium;
  • memiliki keingintahuan yang besar tentang seluk-beluk hewan dan tumbuhan (Armstrong, 1993).
  • cenderung suka mengoleksi bunga-bunga dan daun-daun kering;
  • mengoleksi mainan binatang tiruan, seperti dinosaurus, harimau, dan ular;
  • menikmati “komunikasi” dengan binatang piaraan dan memberi mereka makan;
  • memiliki perhatian yang relatif besar terhadap binatang, tumbuhan, dan alam.
  • mereka tidak takut memegang-megang serangga dan berada di dekat binatang (Indra-Supit, 2003:110).

  • Dalam kadar kecil, kecerdasan naturalis dapat diwujudkan dalam kegiatan investigasi, ekesperimen, menemukan elemen, fenomena alam, pola cuaca, kondisi yang mengubah karakteristik sebuah benda (es mencair ketika terkena panas matahari).

  • Eksistensial à kemampuan individu dalam menjawab problem terdalam dari keberadaan (eksistensi) manusia. Orang yang memiliki kecerdasan ini tak puas hanya menerima keadaannya, keberadaannya secara otomatis, melainkan mencoba untuk menyadarinya dan mencari jawaban terdalam atas pertanyaan: “mengapa saya ada?”, “untuk apa saya hidup?”, “apa sebenarnya makna hidup ini?”, dan sebagainya. Salah satu tokohnya adalah Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai "Avicenna" di dunia Barat adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan dokter kelahiran Persia (sekarang Iran). Ia juga seorang penulis yang produktif yang sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan kedokteran.

  • Ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan eksistensial antara lain:
  • cenderung memiliki kesadaran akan hakikat sesuatu.
  • menanyakan berbagai hal yang mungkin sekali tidak terpikirkan oleh anak lain sebayanya. Pertanyaan “Apakah benar ada hantu?”, “Mengapa kita harus berdoa pada Tuhan?”, dan “Di mana Tuhan berada?”.

  • Stimulasi kecerdasan eksistensialis mungkin tidak mudah dilakukan. Meskipun demikian, tugas merenungkan sesuatu yang ada di sekitar dapat menumbuhkan kecerdasan ini. Kegiatan bercerita yang diakhiri pertanyaan-pertanyaan yang menggugah kesadaran dapat digunakan sebagai stimulasi eksistensial, seperti “Bagaimana jika kita tidak punya ibu?”, “Bagaimana jika tidak ada air?”

  • Interpersonal à Kemampuan berkomunikasi secara efektif dengan orang lain. Ditandai dengan kemampuan beradaptasi, bekerja sama, berelasi dengan lingkungan teman sebaya dan orang di sekitarnya. Salah satu tokohnya adalah Ir. Soekarno presiden pertama yang hebat dalam negosiasi, beradaptasi, dan berdiplomasi.

  • Ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan interpersonal adalah
  • cenderung mudah memahami perasaan orang lain
  • sering menjadi pemimpin di antara teman-temannya
  • pandai mengorganisasi teman-teman mereka dan pandai
  • mengkomunikasikan keinginannya pada orang lain
  • memiliki perhatian yang besar pada teman sebayanya sehingga acapkali mengetahui berita-berita di seputar mereka
  • memiliki kemahiran mendamaikan konflik dan menyelaraskan perasaan orang-orang yang terlibat konflik;
  • mudah mengerti sudut pandang orang lain, dan dengan relatif akurat,
  • mampu menebak suasana hati dan motivasi pribadi orang lain
  • cinta damai, pengamat dan motivator yang baik.
  • mempunyai banyak teman;
  • mudah bersosialisasi serta senang terlibat dalam kegiatan atau kerja kelompok
  •  menikmati permainan-permainan yang dilakukan secara berpasangan atau berkelompok;
  • suka memberikan apa yang dimiliki dan diketahui kepada orang lain, termasuk masalah ilmu dan informasi;
  • tampak menikmati ketika mengajari teman sebaya mereka tentang sesuatu, seperti membuat gambar, memilih warna, atau bahkan cara bersikap (Armstrong, 1993)

  • Kecerdasan ini dipengaruhi oleh kualitas kedekatan atau ikatan kasih sayang selama masa kritis tiga tahun pertama (Armstrong, 1996:7). Oleh karena itu, anak yang dipisahkan dari ibunya pada masa pertumbuhan awal, mungkin akan mengalami permasalahan yang serius.
  • Kecerdasan interpersonal dibangun, antar lain, atas kemampuan inti untuk mengenali perbedaan, khususnya perbedaan besar dalam suasana hati, temperamen, motivasi, dan intensi (maksud) (Gardner, 1993:23).
  • Intrapersonal à Kemampuan mengakses perasaannya sendiri, membedakan berbagai macam keadaan emosi, dan menggunakan pemahamannya sendiri untuk memperkaya dan mengarahkan kehidupannya. Salah satu tokohnya adalah ahli psikologi Sigmund Freud dan pemuka agama Islam Arifin Ilham.
  • Umumnya mereka suka belajar sendiri dan lebih memilih bekerja sendiri daripada bekerja dengan orang lain (Armstrong, 1999: 3–6).
  • Awal masa anak-anak merupakan saat yang menentukan bagi perkembangan intrapersonal. Anak-anak yang memperoleh kasih sayang, pengakuan, dorongan, dan tokoh panutan cenderung mampu mengembangkan konsep diri yang positif dan mampu membentuk citra diri sejati (Armstrong, 1993:131).
  • Amstrong menyatakan bahwa kecerdasan intrapersonal memiliki karakteristik sebagai berikut:
  • Memiliki waktu untuk bermeditasi, merenung, intropeksi diri, dan memikirkan berbgai masalah.
  • Suka terhadap topik mengenai pengembangan kepribadian diri dan sering menghadiri acara- acara konseling atau seminar kepribadian agar lebih memahami diri. (baca juga: Cara Meningkatkan Kecerdasan Emosional)
  • Mampu menghadapi masalah, hambatan, kegagalan dengan baik.
  • Memiliki minat, hobi, dan cara bersenang senangyang diperuntukkan dirinya sendiri.
  • Memiliki tujuan tujuan hidup jangka pendek dan jangka panjang yang selalu dipikirkan secara kontinyu.
  • Mampu menganalisa kekurangan dan kelebihan diri yang ditinjau dari pandangan pihak lain.
  • Lebih suka menghabiskan waktu untuk diri sendiri dan jauh dari keramaian. (baca juga: Ciri-ciri Bipolar Disorder)
  • Memiliki kemandirian dan keinginan yang kuat. (baca juga: Kecerdasan Kinestetik)
  • Dapat mengespresikan perasaan dan menulis pengalaman pribadinya dalam buku diari.
  • Memiliki semangat yang kuat untuk mewujudkan keinginan dan berusaha sendiri.

  • Logis-Matematika à Keterampilan berhitung, berpikir logis, serta pemecahan masalah matematika, mengolah angka. Salah satu tokohnya adalah BJ. Habibie yang memiliki kemampuan membuat pesawat dengan perhitungan yang tepat

  • Ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan Logis-Matematika antara lain
  • tertarik memanipulasi lingkungan serta cenderung suka menerapkan strategi coba-ralat.
  • menduga-duga sesuatu;
  • terus menerus bertanya dan memiliki rasa ingin tahu yang besar tentang peristiwa di sekitarnya. Pertanyaan seperti, “mengapa telur berubah jadi ayam?” merupakan contoh pertanyaan yang berhulu logika-matematika.
  • relatif cepat dalam kegiatan menghitung, gemar berhitung, dan menyukai permainan strategi seperti permainan catur jawa.
  • cenderung mudah menerima dan memahami penjelasan sebab-akibat.
  • suka menyusun sesuatu dalam kategori atau hierarki seperti urutan besar ke kecil, panjang ke pendek, dan mengklasifikasi benda-benda yang memiliki sifat sama. Apabila dihadapkan pada komputer atau kalkulator, anak-anak dengan kecerdasan logika-matematika akan cenderung menikmatinya sebagai permainan yang mengasyikkan.

  • Kecerdasan ini memuncak pada masa remaja dan masa awal dewasa. Beberapa kemampuan matematika tingkat tinggi akan menurun setelah usia 40 tahun.

  • Kinestetik-Jasmani à Berkaitan dengan aktivitas fisik, seperti penguasaan gerakan olahraga dan menari. Salah satu tokohnya adalah atlet  bulu tangkis Tontowi Ahmad, dan Liliyana Natsir.

  • Ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan Kinestetik-jasmani antara lain
  • terlihat menonjol dalam kemampuan fisik (terlihat lebih kuat, lebih lincah) daripada anak-anak seusianya;
  • suka bergerak, tidak bisa duduk diam berlama-lama,
  • mengetuk-ngetuk sesuatu,
  • suka meniru gerak atau tingkah laku orang lain yang menarik perhatiannya,
  • senang pada aktivitas yang mengandalkan kekuatan gerak seperti mamanjat, berlari, melompat, berguling
  • suka menyentuh barang-barang;
  • suka bermain tanah liat dan menunjukkan minat yang tinggi ketika diberi tugas yang berkaitan dengan keterampilan tangan.
  • memiliki kecerdasan gerak-kinestetik memiliki koordinasi tubuh yang baik;
  • gerakan-gerakan mereka terlihat seimbang, luwes, dan cekatan;
  • cepat menguasai tugas-tugas motorik halus seperti menggunting, melipat, menjahit, menempel, merajut, menyambung, mengecat, dan menulis;
  • secara artistik mereka kemampuan menari dan menggerakkan tubuh mereka dengan luwes dan lentur.

  • Pembelajaran dapat dilakukan di luar ruangan seperti meniti titian, berjalan satu kaki, senam irama, merayap, dan lari jarak pendek.

  • Musikal à Kepekaan terhadap nada, irama, ritme musik. Termasuk kemampuan untuk bernyayi, bersenandung, atau berekspresi menggunakan alat musik. Salah satu tokohnya adalah musisi Mozart dan Beethoven

  • Ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan musikal adalah
  • cenderung cepat menghafal lagu-lagu dan bersemangat ketika kepadanya diperkenalkan lagu;
  • menikmati musik dan menggerak-gerakkan tubuhnya sesuai irama musik tersebut;
  • mengetuk-ngetukkan benda ke meja pada saat menulis atau menggambar. Mereka cenderung senang bermain alat musik atau bahkan bermusik dengan benda-benda tak terpakai.
  • suka menyanyi, bersenandung, atau bersiul;
  • mudah mengenali suara-suara di sekitarnya seperti suara sepeda motor, burung, kucing, anjing;
  • dapat mengidentifikasi perbedaan suara-suara sejenis, seperti suara-suara sepeda motor dari merk yang berbeda, suara berbagai burung, suara kucing lapar dan berkelahi, suara beberapa guru dan temannya
  • mudah mengenali suatu lagu hanya dengan mendengar nada-nada pertama lagu tersebut.
  • Menurut Gardner, musikal merupakan kecerdasan yang tumbuh paling awal dan muncul secara tidak terduga dibandingkan dengan bidang lain pada inteligensi manusia. Kecerdasan musikal mampu bertahan hingga usia tua

 

Tipe Kepribadian 

Setelah mengetahui kecerdasan yang dimiliki, untuk menumbuhkan kepercayaan diri kita harus memiliki pemahaman mengenai tipe kepribadian yang dimiliki. Kadang remaja merasa sulit untuk menerima diri sendiri dan bergaul dengan orang lain, padahal memang karakteristik kepribadian itu berbeda ada yang memang nyaman menghabiskan waktu sendiri dan ada juga yang selalu ingin “rame” dengan teman-teman atau keluarga. Ada beberapa tipe kepribadian yang merupakan dasar perbedaaan sikap pada remaja, antara lain:

  • Sanguin à  Populer, pandai bicara, menarik perhatian, dan mudah  berteman, suka minta maaf, banyak bicara sedikit bekerja, dan tidak disiplin.
  • Koleris à Pemimpin, tegas, berani mengambil keputusan, tidak sabaran, senang memerintah, dan sulit minta maaf.
  • Melankolis à  Seniman kalem, perfeksionis, analitis, dendam, rendah diri, dan penuh curiga.
  • Plegmatis à  Bijaksana, sabar, suka mendengar, damai, pemalu, pendiam, suka menghindari konflik, dan menunda-nunda pekerjaan.

Setelah mengetahui bahwa semua orang memiliki kecerdasan masing-masing, dan mengetahui tipe kepribadiannya remaja diharapkan lebih menerima diri secara positif, lebih percaya diri untuk bergaul dengan orang lain, dan berani mengambil tantangan dalam hidupnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun