Mohon tunggu...
Rinda Aunillah Sirait
Rinda Aunillah Sirait Mohon Tunggu... Dosen - Penikmat Alam

Pemerhati satwa liar, penyiaran dan etika media massa. Kumpulan tulisan yang tidak dipublikasikan melalui media cetak.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Duh, Kardusmu Itu..

10 Agustus 2018   15:21 Diperbarui: 11 Agustus 2018   05:12 2597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: mongabay.com)

Kelengahan perusahaan jasa pengiriman barang dalam memeriksa isi barang yang dikirimkan menjadi celah bagi penjual satwa liar dilindungi. Karna kelengahan itu, ribuan bahkan puluhan ribu individu satwa liar dilindungi beredar melalui perjalanan darat, laut dan udara. Kondisi ini menyeret perusahaan jasa pengiriman barang terlibat dalam pelanggaran hukum dan kekejaman terhadap satwa.

Seolah tak habis akal, para pedagang nakal juga memanfaatkan celah layanan transportasi bus antarkota. Satwa liar dilindungi dititipkan secara personal ke awak armada bus antarkota.

Bagi pedagang, strategi menitipkan ini lebih murah ketimbang menggunakan jasa perusahaan pengiriman barang. Bagi awak bus yang nakal, ini adalah celah ceperan (pendapatan tambahan yang tidak resmi). Tentu saja, kardus menjadi wadah untuk satwa liar dilindungi yang dikirimkan.

Salah satu kasus pengiriman satwa liar dilindungi melalui bus antarkota terkuak pada 28 Juli 2016. Mengutip okezone.com, Seorang sopir bus antar kota antar provinsi (AKAP) Margahayu harus diborgol aparat kepolisian dari Polres Jembrana lantaran kedapatan membawa satwa langka rusa di dalam kardus di pos 2 pemeriksaan pintu masuk Bali, Jineng Agung, Gilimanuk, Melaya, Jembrana.

Berdasarkan informasi yang dihimpun sopir bus tersebut bernama Ali Budin (44) asal Jember yang tengah mengendarai Bus Margahayu dengan nomor polisi N 7699 UW sekira pukul 02.00 Wita, Kamis 28 Juli 2016.

(sumber: news.okezone.com)
(sumber: news.okezone.com)
Sarat Kekejaman

 Bila kardus sekedar menjadi kandang transit selama satu-dua jam, nampaknya tidak terlalu berisiko terhadap keselamatan satwa. Masalah muncul saat satwa berada dalam kardus bisa lebih dari 24 jam.

Inilah pangkal kekejaman terhadap satwa liar. Tak jarang, satwa liar meregang nyawa dalam kondisi mengenaskan di dalam kardus membawanya ke pemilik baru.

Untuk perjalanan panjang, biasanya para pedagang memasukkan satwa ke dalam kardus setelah terlebih dahulu membiusnya dengan takaran sekenanya. Di dalam kardus disertakan sedikit makanan agar satwa tidak gelisah pada saat siuman. Kardus pun dibolongi kecil-kecil, asalkan cukup ada udara yang masuk.

Teknik ini sangat berbahaya bagi satwa. Satwa bisa mati karena overdosis atau karena kekurangan oksigen. Sungguh kejam!

Jangan membayangkan pedagang memikirkan aspek kenyamanan bagi satwa yang dijualnya. Satu kardus seringkali berisi beberapa individu satwa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun