Mohon tunggu...
Rina R. Ridwan
Rina R. Ridwan Mohon Tunggu... Penulis - Ibu yang suka menulis

Pembelajar Di Sekolah Kehidupan Novel: Langgas (Mecca, 2018) Sulur-sulur Gelebah (One Peach Media, 2022) Kereta (Mecca, 2023) IG: rinaridwan_23

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Teman Duduk Terbaik

23 April 2019   12:04 Diperbarui: 23 April 2019   12:12 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hampir setiap hari, sebagian kita bergelut dengan buku dan tulisan. Sejak kecil, ayah rahimahullah memberi teladan bahwa sebaik-baik teman duduk adalah buku. Tak sekali pun saya melihat ayah tak membaca setiap hari. Beragam buku beliau lahap begitu nikmat, hingga yang ada di benak anaknya, membaca itu enak dan membuat bahagia. Teladan yang melekat sepanjang hayat.

Banyak yang bertanya bagaimana membudayakan membaca pada anaknya, sementara dia sendiri tak suka membaca. Mereka lupa, bahwa keteladanan lebih diikuti dibandingkan dengan kalimat perintah.

"Setiap buku adalah kutipan; setiap rumah adalah kutipan seluruh rimba raya dan tambang-tambang dan bebatuan; setiap manusia adalah kutipan dari semua leluhurnya"
Ralph Waldo Emerson.

Di zaman sekarang, di mana semua bisa didapat dengan mudah, anehnya minat membaca buku orang Indonesia sangat kecil. Bisa jadi karena orang kita terkenal begitu ramah, hingga bicara jadi hal yang paling banyak dan sering dilakukan, tanpa lagi peduli penting atau tidak. Semuanya dibicarakan, semuanya dibahas, dan semua ujungnya membuat gaduh.

"Buku membuat pemikiran dan pengetahuan kita memiliki nyawa dan kakinya sendiri, melebihi penulisnya."
Noer Fauzi Rachman.

Itulah kenapa tak perlu heran jika dulu SMS begitu disukai, paket bicara dua jam disukai, lalu ada BBM makin riuh dengan grup-grup A hingga Z. Terbitlah WA, Tele channel dan lainnya. semuanya kepanjangan dari hobi bicara yang dituliskan. Hanya dalam 30 menit saja chat bisa mencapai ratusan di grup. Tetap, bicara adalah hal yang menyenangkan dibanding membaca buku.

Jika beralasan harga buku mahal, masih ada ipusnas yang menyediakan ribuan buku dari beragam genre. Bisa dipinjam lewat daring atau pun luring.

"Manusia belum berevolusi dengan sempurna selama ia belum senang membaca. Bukan cuma badan yang mesti tegak, tetapi pikiran juga." Sam Haidy

Kita bisa melihat di stasiun, bandara, ruang tunggu sekarang. Jika bule tak dapat tempat duduk, langsung'ndelosor' di lantai, buka tas dan mengambil buku untuk dibaca, orang kita labih suka sok akrab dengan sebelahnya untuk jadi teman ngobrol. Bawa buku berat katanya, namun tasnya besar-besar semua berisi segala macam yang jika diangkat jangan tanya beratnya.

"Setiap tempat adalah sekolah. Setiap orang adalah guru.  Setiap buku adalah ilmu" Roem Topatimasang

Buku, adalah jendela dunia. Menurut penelitian, 65% mahasiswa yang sudah lulus kuliah, berhenti membaca. Jadi mereka membaca hanya untuk sebuah nilai akademis. Tak ada minat membaca lainnya sesudah selesai. Bosan katanya. Maka jangan heran bagaimana kualitas mereka yang berhenti belajar sekalipun punya gelar akademis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun