Mohon tunggu...
Rina Rinance
Rina Rinance Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Caleg Salatiga Wajah Baru Terpopuler

7 Desember 2018   17:42 Diperbarui: 7 Desember 2018   17:46 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setelah KPU Salatiga mengumumkan daftar calon tetap, bagi kelompok studi Yes Arimatea manarik untuk mengamati dan menelusuri rekam jejak para caleg baru untuk mengetahui siapa diantara mereka namanya yang paling populair di Salatiga.

Wajah-wajah  baru caleg itu mayoritas masuk dalam jajaran partai karena dilamar unsur partai, diajak, ditemui untuk dicalonkan menjadi caleg, ada juga yang memang berniat menjadi caleg.

Banyak caleg fotonya terpampang pada baleho dibiayai oleh partainya, namun  ada pula ketua partai yang hanya memberi janji calegnya, hingga tulisan ini diturunkan janji membantu biaya seperti baleho, spanduk, leaflet, tidak dipenuhi. Pada sisi lain ditemui partai yang diperkirakan ketuanya tidak mampu membiayai calegnya, kenyataan yang ditemui semua biaya pencalegkan ditanggung oleh partai, seperti biaya materai, fotokopi, tes kesehatan, SKCK, jaket seragam dan baleho, sementara partai yang ketuanya "disegani" partai lain karena kekuatan finansialnya, tidak membantu biaya para calegnya yang pernah menerima janji.

Banyak orang yang ditemui mengemukakan lebih memilih fugur nama calon dari pada nama partai. Figur orang lebih diutamakan alasannya melekat kepribadiannya. Mereka berpendapat, banyak anggota DPR/DPRD terjerat korupsi karena pada diri pribadinya sudah ada benih-benih suka korup bernilai besar maupun kecil, suka membohongi, suka berjanji saat kampanye tidak direalisasi saat menduduki kursi DPRD, suka bagi-bagi duit hanya menjelang pemilihan legislatif, membagi sembako atau kain untuk menarik simpati.

Pendapat dari aras menengah ke atas itu lebih mengutamakan caleg yang mempunyai visi dan misi, berbeda dengan warga aras menengah ke bawah, tetap menunggu uang politik. Tanpa uang politik ia enggan memilih.  

Di Salatiga terdapat 4 daerah pemilihan kecamatan, yaitu Dapil 1 Sidomukti 64 caleg, Dapil 2 Sidorejo 71 caleg, Dapil 3 Tingkir 57 caleg caleg dan Dapil 4 Argomulyo 57 caleg. Dalam penelusuran yang dilakukan menemukan beberapa nama yang dikenal dan terkenal pada masing-masing dapilnya dengan beragam latar belakang dan prestasi yang menonjol.

Cara yang dipergunakan untuk melakukan penelitian oleh kelompok ini sangat sederhana, pada masing-masing dapil ditentukan calon-calon yang akan telusuri, awalnya dijaring nama unggulan dari masing-masing partai, dipilih oleh tim berdasarkan informasi yang pernah dilihat, didengar atau mendengar informasi tentang calon dari orang lain dan kliping surat kabar kampus. Setelah ditemukan satu nama dari setiap partai, masing-masing nama disandingkan dengan caleg dari partai lain. Dari hasil sandingan dan cacatan kecil masing-masing caleg terpilih, dipilih 3 orang per dapil sebagai bahan penelusuran untuk mencari informasi kepopulairannya.

Gambar nama 3 caleg terpilih diedarkan kepada responden yang ditemui secara acak terhadap 500 orang pada masing-masing dapil. Sebarannya tanpa mempertimbangkan tingkat pendidikan, latar belakang dan jumlah penduduk masing-masing dapil. Hasil akhirnya menemukan satu nama terkenal di dapilnya.

Pertanyaan yang dikemukakan pun sangat sederhana, apakah anda mengenal foto ini ?, apabila jawabnya "ya", siapakah namanya ?, dari aktifitas apa anda mengenal nama foto ini ?. Apabila responden mengenal banyak caleg. Ditanyakan  pula diantara foto caleg yang dikenal, siapakah  yang paling membekas dihati dan beberapa pertanyaan lain yang berkaitan dengan penelusuran itu. Penelusuran dilakukan dengan mengambil jarak  paling dekat +  1 km radius dari rumah caleg, namun ditemui ada satu caleg yang jarak radius pencalekannya dengan rumah tinggalnya lebih dari 5 km, mendaftar pada dapil diluar domisilinya.

Dari beberapa pertanyaan, banyak ditemui responden mengenal wajah calon sejak beberapa tahun lalu, nama lengkapnya banyak yang lupa, aktifitasnya diketahui dari kegiatan beda-beda.

Dalam tulisan ini tidak mengemukakan prosentase hasil penelusuran caleg, karena tulisan ini bukan mengangkat hasil riset ilmiah dengan metode kualitatif ataupun kuantitatif.

Dapil 1 Kecamatan Sidomukti, ditemui nama paling populair Edy Pramono, semula nama ini dalam pembahasan tim tidak masuk dalam kategori caleg baru, karena pada masa orde baru pernah menduduki kursi legislatif dari partai berbeda. Berdasarkan hasil diskusi, dan mempertimbangkan adanya perbedaan model pencalonan caleg orde baru dangan caleg orde reformasi, dan juga aktifitasnya sebagai anggota legislatif telah ia tinggalkan lebih dari 15 tahun, akhirnya nama Edy masuk dalam kategori.

Dari hasil wawancara dengan responden, nama Edy dikenal oleh masing-masing responden berbeda-beda jawaban dari banyak aktifitasnya, ada yang menganal ia sebagai mantan Ketua KONI, aktif diorganisasi AMPI, pegawai Depag, aktif di Golkar, anggota DPRD orde baru, Kepala Tata Usaha MAN, pemilik padepokan pencak silat, pernah turut merintis berdirinya salah satu partai di Salatiga, menantu seseorang tokoh muslim yang dikenal mempunyai banyak aset tanah, bahkan ada pula yang mengetahui aktifitas pada masa mudanya suka melerai perkelahian, membela temannya yang berkelahi,  bahkan ada pula responden yang menceriterakan masa mudanya unik, waktu tawuran dipukul musuhnya dari belakang tidak mengenai tubuhnya, akhirnya musuh yang mengeroyok lari meninggalkan temannya yang berkelahi.

Dikenal pula seorang yang gigih menempuh pendidikan. Pada masa sekolah ia tidak termasuk pelajar yang menonjol di rapornya, namun dalam perjalanan kariernya ia mampu menyandang gelar sarjana pendidikan. Oleh karena itu tidak mengherankan, semangatnya meraih gelar sarjana memotifasi ke enam anak-anaknya yang semuanya laki-laki, sukses menyelesaikan pendidikan tinggi dan mempunyai pekerjaan tetap.  Ia dikenal sebagai sosok yang supel dan mudah bersahabat.

Edy bergabung di partai, konon karena sejak menjadi Ketua KONI sudah dipinang oleh salah satu anggota DPRD Kota Salatiga, dan pendekatannya diakukan secara intens. Oleh sebab itu tidak heran apabila mereka yang mendekati Edy pada masa-masa pendaftaran bacaleg, tidak mampu menggoyahkan hatina.

Di Dapil 2 Kecamatan Sidorejo, ditemui nama Sutikno, mantan Kepala SMK Pelita Salatiga ini tidak hanya dikenal sebagai mantan kepala SMK yang inovatif menyiapkan siswanya hingga siap kerja, dan berani membuka jurusan tekstil gratis bekerja sama dengan perusahaan industri tekstil. Sutikno bagi siswanya bak pelita menerangi dunia, setelah siswa lulus ujian secara otomatis dipekerjakan pada perusahaan mitranya. Ia juga dikenal sebagai aktifis kepemudaan dan kepramukaan. Pada gerakan pramuka pernah menduduki jabatan unsur pimpinan sebelum mengundurkan diri dari Kwartir Cabang Kota Salatiga.

Pada Dapil 3 Kecamatan Tingkir ditemui nama Muh Nurhidayat, nama ini mengemuka dibanyak responden yang menyebar pada beberapa kelurahan terutama di wilayah Dukuh Kalibening, Kelurahan Tingkir Lor, Kelurahan Kutowinangun, ia dikenal sebagai penjual pakaian yang gigih sekitar 10 tahun,  mewarisi usaha orang tuanya. Namanya lebih populair mengalahkan caleg yang memasang gambar di angkot dari satu partai. Sejak belia ia bisnis baju-baju bekas membantu ibunya, bermula dari menjual baju bekas di pasar loak shoping, kini membuka usaha sendiri dengan label penjual pakaian branded. Namanya dikenal karena nama besar keluarganya, beberapa PKL dan pedagang pasar banyak mengenal pribadinya terutama remaja dan pemuda. Dalam keorganisasian Nur tidak dikenal. Ia di kenal karena aktifitas bisnis pakaian keluarganya.

Di dapil terakhir, Dapil 4 Argomulyo mengemuka nama Bambang Pamulardi, mantan PNS yang berdinas di luar kantor Pemkot Salatiga. Semua responden yang PNS mengenalinya, banyak warga mengenal aktifitasnya saat mengemban tugas di Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Pasar. Warga di daerah Bendosari misalnya mengenalnya sebagai inisiator pembangunan Taman Wisata Bendosari yang sekarang menjadi tempat wisata "gratis" kebanggaan warga Salatiga.

Ia dikenal peduli pada aktifitas kelompok tani. Seorang pengurus kelompok tani yang ditemui di wilayah Kelurahan Noborejo semua mengenal namanya, namun tidak mengetahui kalau ikut nyaleg, karena tidak pernah melakukan sosialisasi dikelompoknya, tidak ditemui gambar fotonya. Mereka berharap Bambang berhasil menduduki kursi DPRD supaya ada solusi baru dalam budidaya pertanian . Bambang dinilai berhasil membina petani hingga memperoleh penghargaan dari Presiden RI beberapa tahun lalu.

Banyak pula yang mengenal namanya sebagai pencipta motif batik khas Kota Salatiga, batik batu prasasti plumpungan.  Namun banyak responden yang menyayangkan ia tidak mencalonkan melalui Dapil Kecamatan Sidorejo, sesuai KTP-nya, banyak pendapat peluangnya berhasil lebih besar dari pada di dapil lain.

Responden yang ditemui di Kelurahan Tegalrejo yang kebetulan beraktifitas sebagai PKL mengemukakan, Bambang pernah dikenal di lingkungan PKL sebagai pejabat yang mengurusi PKL tidak menggusur PKL tetapi menata, hasil penataannya masih membekas pada sebagian PKL, dapat ditemui di halaman Pasaraya 1 sore hingga malam, di halaman Pasaraya 2 dan beberapa tempat lain termasuk di seputaran Lapangan Pancasila yang kini menjadi lokasi wisata. Sekarang tidak dijumpai lagi PKL berjualan di sepanjang badan jalan Jenderal Sudirman.

Seorang yang ditemui di sekitar industri PT. Damatex kebetulan eks aktifis LSM pendamping PKL mengemukakan, "dialah penyusun konsep Perwali PKL bersama paguyuban PKL". Terobosan baru kala itu, PKL banyak melakukan perlawanan terhadap petugas, karena petugas mengangkut lapak yang melanggar tanpa disertai Perwali yang mengaturnya, Bambang yang baru sehari dimutasikan dari DPLH belum sempat duduk dikantor baru, mengumpulkan paguyuban PKL untuk diskusi, yang akhirnya berkelanjutan paguyuban diajak menyusun konsep Perwali PKL. Jadi Perwali PKL Salatiga itu sebenarnya yang membuat PKL sendiri melalui paguyuban PKL dibantu Pak Bambang, tuturnya.

Ternyata Bambang juga dikenal dikalangan pegiat kesenian dan budaya di Salatiga, salah satu yang membekas adalah penyelenggaraan seni budaya akbar "Pelangi Budaya Indonesia" bersama Roy Marten, Rudi Salam, Gading Martin, Giselle, dan beberapa artis ibu kota. Sayang sekali event itu kini tidak dilanjutkan oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Salatiga. Banyak seniman berharap event seperti itu bisa diadakan kembali. Salatiga adalah satu-satunya kota di Indonesia yang menampilkan kesenian lokal dan nusantara dengan penampil asli dari beberapa provinsi oleh mahasiswa UKSW.

Beberapa pegiat seni berharap ia dapat terpilih supaya seni budaya bangkit. Ada pula warga Argomulyo yang mengenalnya sebagai perintis bank sampah Salatiga bersama-sama warga Karangalit Kecamatan Sidomukti. Ia merasakan manfaatnya mengelola sampah, menambah penghasilannya. Sekarang bank sampah berkembang pada beberapa tempat di Salatiga.

Dari hasil penelusuran itu diketahui, 4 orang yang dikenal itu masing-masing telah mempunyai prestasinya, Edy Pramono dikenal sebagai aktifis kepemudaan dan olahraga, Sutikno aktifis kepemudaan dan kepramukaan, inovatif menciptakan lapangan kerja, Muh Nurhidayat pebinsnis muda dari pelapak baju bekas ke baju ekspor dan Bambang Pamulardi mempunyai perhatian terhadap lingkungan dan kegiatan budidaya pertanian, pariwisata, seni dan budaya.

Namun yang banyak dikawatirkan oleh para responden adalah permainan politik uang dalam pileg mendatang akan lebih kental dan tidak dapat dicegah, inkamben akan mempertahankan kedudukannya, akan lebih berani memainkan politik uang, sementara caleg baru apabila tidak mau mengimbangi akan gagal menduduki kursi DPRD. Kondisi di lapangan saat ini, ditemui caleg sudah mengikatkan diri dengan kelompok - kelompok masyarakat, RT dengan janji dana dapat  dicairkan dari bank setelah caleg terpilih.

Untuk memberantas politik uang di Salatiga tidak mudah, masih banyak  masyarakat aras bawah berharap dapat uang saku untuk mencoblos di TPS. Namun pendapat itu tentu tidak seluruhnya benar, apabila para calon mampu memilah dan memilih calon-calon pemilihnya dari berbagai strata kehidupan di masyarakat tanpa money politic pun akan mampu menduduki jabatan di legislatif. Banyak yang sudah membuktikan tanpa politik uang mampu mengemban tugas DPRD. Semoga empat caleg terpopualair itu bermain bersih, tanpa mengorbitkan diri dengan politik uang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun