Mohon tunggu...
Rinaldi Syahputra Rambe
Rinaldi Syahputra Rambe Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan Perpustakaan Bank Indonesia Sibolga

Anak desa, suka membaca, menulis dan berkebun. Singgah di akun YouTube ku https://youtube.com/@azzamgarden7333

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Memanfaatkan Chat GPT untuk Meningkatkan Layanan di Perpustakaan

22 Februari 2023   09:09 Diperbarui: 7 Maret 2023   16:56 1000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: freepik.com

Perkembangan teknologi yang terus berkembang sering dianggap seperti pisau bermata dua. Bisa dianggap sebagai penolong atau penyelamat bisa pula dianggap membawa petaka dan masalah baru.

Sebetulnya teknologi bukanlah makhluk hidup yang memiliki perasaan. Teknologi akan siap menerima perintah apa saja sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya. Tetap saja dia dikendalikan oleh manusia sebagai pencipta dan sebagai pengguna.

Teknologi bisa dimanfaatkan kepada hal-hal baik atau sebaliknya bukan karena kecenderungannya seperti itu. Tetapi lebih pada siapa yang menggunakannya dan bagaimana ia digunakan.

Akhir-akhir ini pasca munculnya teknologi terbaru yang berbasis artificial inteligence (AI) yaitu Chat GPT banyak respon yang muncul di masyarakat. Ada respon positif-optimis dan ada pula respon negatif-pesimis. Termasuk pro kontra penggunaannya di Perpustakaan. Apakah chat GPT akan membantu peningkatan kualitas perpustakaan atau sebaliknya Chat GPT justru mengantikan peran perpustakaan.

Sebagai seorang pustakawan saya berpandangan bahwa perpustakaan dan chat GPT memiliki perbedaan mendasar. Baik fungsi dan kapasitasnya masing-masing. Perpustakaan berfungsi sebagai penyedia bahan literatur yang beragam yang bisa dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Mungkin dari resource yang tersedia di perpustakaan masih sangat terbatas dibandingkan resource yang bisa ditampilkan Chat GPT.

Saya memandang chat GPT bukan sebagai masalah bagi perkembangan perpustakaan. Sebagai model bahasa AI, chat GPT tidak bisa bersaing dengan perpustakaan dalam hal memberikan akses langsung kepada pengguna terhadap koleksi fisik buku, majalah, dan sumber daya lainnya. Namun, chat GPT dapat membantu pengguna perpustakaan dengan memberikan akses langsung dan cepat terhadap sumber daya digital seperti artikel jurnal, buku elektronik, dan database online.

Sementara itu, perpustakaan masih menjadi tempat penting untuk akses ke sumber daya fisik, serta memberikan ruang studi dan tempat bekerja bagi pengguna yang memerlukan tempat yang tenang dan terorganisir.

Dalam kesimpulan, saya berpendapat bahwa baik ChatGPT maupun perpustakaan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan keduanya dapat berfungsi dengan baik dalam membantu pengguna untuk memperoleh informasi yang mereka butuhkan. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa Chat GPT dan perpustakaan keduanya memiliki peran dan fungsi yang berbeda dan dapat saling melengkapi untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam mengakses informasi.

Perpustakaan akan terus bertahan apabila dilakukan perubahan. Perubahan layanan, perubahan fasilitas, perubahan resource dan perubahan-perubahan lain sesuai dengan kebutuhan pemustaka. Transformasi harus dilakukan "the show must go on" perpustakaan harus berubah atau mati ditelan bumi "change or perish". 

Perpustkaan masa kini bukanlah tumpukan buku usang. Dijaga pegawai buangan. Minim pengunjung dan takut kemajuan. Perpustkaan masa kini adalah perpustakaan yang terus bertransformasi menyediakan resource beragam, dijaga profesional, dan menggunakan teknologi terbarukan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun