Mohon tunggu...
Rina Helmina
Rina Helmina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa aktif Prodi Geografi Universitas Lambung Mangkurat Semester 5

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ketimpangan Sosial antar Wilayah Perkotaan dan Pesisir

8 Desember 2022   20:30 Diperbarui: 8 Desember 2022   20:34 2077
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ketimpangan sosial masih menjadi fenomena yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Kesenjangan yang paling kontras ditemukan antara wilayah perkotaan dan pesisir. Serupa dengan teori Myrdal, kawasan pesisir cenderung tertinggal karena letaknya yang jauh dari pusat perkotaan, ada yang memiliki potensi ekonomi tinggi dan mudah dikelola.

Ada pula yang memiliki potensi ekonomi rendah dan sulit dihadapi. Ini memperlebar gap yang ada. Cara lain yang menyebabkan perbedaan antar wilayah tampaknya adalah teori efek backwash dan difusi Gunnar Myrdal. Secara teoritis, Myrdal menjelaskan bahwa ketika suatu daerah mulai berkembang, kelompok kepentingan dari daerah lain tertarik ke daerah yang menjadi pusat pertumbuhan, sehingga daerah pinggiran semakin terpinggirkan (Soetrisno, 1992).

Daerah pesisir juga dianggap terbelakang karena aksesibilitas penduduk. Jika dicermati, kawasan pesisir memiliki potensi yang cukup besar, mulai dari daya tarik wisata berbagai pulau kecil, ketersediaan pangan dan kegiatan industri khususnya hasil laut dan perikanan, dimana semua kegiatan ekonomi tersebut saling berhubungan erat (backward and forward linkage) dengan cabang lainnya.

Seperti yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasioanal (RPJMN) 2010- 2014, pembangunan daerah tertinggal menjadi prioritas nasional ke-X. Solusi yang diterapkan juga pengembangan area yang tersisa setelah konsep yang diuji sebelumnya dibongkar. Pembangunan daerah harus lebih holistik dan inklusif, memperkuat semua peluang dan kontribusi masing-masing aktor. Selain itu, pengembangan daerah tertinggal dapat dilakukan melalui metode adaptasi atau perbandingan dengan daerah lain yang mungkin memiliki permasalahan yang sama. Konsep ini menggunakan pemikiran step by step dengan menerapkan pendekatan benchmarking

Tujuan agar poin-poin di atas berhasil dilaksanakan oleh daerah, yang kemudian dapat diterapkan juga untuk daerah tertinggal lainnya. Parameter yang digunakan untuk mengklasifikasikan daerah maju dan tertinggal didasarkan pada beberapa aspek seperti: misalnya: Faktor aksesibilitas, sosial ekonomi, sosial budaya dan pelayanan kesehatan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun