Mohon tunggu...
Rinabi Tanamal
Rinabi Tanamal Mohon Tunggu... Dosen - Sharing Ideas and experiences through writing...

Dosen Senior di Universitas Ciputra di School of Information Technology dan School of Entrepreneurship

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Menjalani Perkuliahan Daring di Bulan Suci Ramadhan

19 April 2021   10:31 Diperbarui: 19 April 2021   10:33 1020
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Tak terasa pandemi ini sudah setahun lebih mewabah di negeri ini, banyak perubahan kebiasaan yang terjadi dalam kegiatan rutinitas keseharian. Sebagai mahasiswa, perkuliahan online seharusnya sudah menjadi rutinitas sehari-hari dimasa pandemi. Mulai dari mengikuti pembelajaran perkuliahan, mengerjakan tugas, bahkan mengerjakan ujianpun dilakukan secara online. Perubahan pola kebiasaan baru sangatlah dirasakan para mahasiswa di tahun ini. Walaupun, sebagian dosen di semua universitas sudah melakukan vaksinasi yang mengikuti kebijakan pemerintah. Namun, kebanyakan dari seluruh universitas di Indonesia belum berani menyelenggarakan perkuliahan tatap muka dan masih melaksanakan perkuliahan dalam jaringan atau yang kita kenal sebagai "kuliah daring".

Keadaan seperti ini membuat mental mahasiswa menjadi terganggu dan kebanyakan dari mahasiswa cepat merasa bosan ketika pembelajaran daring dilaksanakan. Belum lagi beban tugas yang konon katanya diringankan namun yang terjadi adalah menambah beban. Apalagi, bagi mahasiswa muslim harus bersiap diri dengan datangnya bulan suci Ramadhan ditengah pandemi ini. Tentunya ini akan semakin membebankan bagi mereka karena ditambah dengan perasaan lemas dan kantuk.

Para mahasiswa pun merasa sedang diuji dari segala arah. Tak hanya disibukkan dengan projek dan tugas kuliah, mereka juga harus melaksanakan kewajiban puasa di tengah pandemi ini. Apalagi iklim di tropis yang panas membuat para mahasiswa semakin berat menjalani kegiatan kesehariannya. Terlebih jika berada dipuncak rasa lapar dan haus karena sedang menjalani ibadah puasa, tak jarang kondisi ini akan menimbulkan rasa malas, kurangnya konsentrasi, dan hilang fokus yang menyebabkan mahasiswa menjadi kurang optimal dalam menjalani perkuliahan daring. 

Oleh karena itu, diperlukan cara yang efektif agar mahasiswa bisa semangat dan antusias menghadapi perkuliahan di bulan suci Ramadhan ini. Banyak artikel yang menyarankan agar hidup produktif dan jangan bermalas-malasan dibulan puasa, tapi mereka 'tidak menawarkan solusi' yang efektif dan relevan mengenai inti permasalahan yang dihadapi. Di bawah ini beberapa cara jitu dan efektif yang bisa dilakukan dan diterapkan agar mahasiswa dapat melewati keadaan yang ada, tentunya cara berikut ini cocok diterapkan bagi kalian yang membutuhkan.

  • Tetapkan tujuan setiap aktivitasmu

Tujuan diperlukan agar kalian tahu apa yang seharusnya dipersiapkan dan dilakukan. Fungsi sebuah tujuan yaitu supaya kalian mempunyai arah dan pedoman yang terukur dalam setiap prosesnya. Jangan membuat sebuah tujuan yang terlalu tinggi bahkan ngasal yang tidak sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Dalam membuat tujuan juga harus jelas dan spesifik, dalam arti dengan kriteria tersebut kalian dapat membagi tujuan besar kalian menjadi tujuan-tujuan kecil terlebih dahulu sehingga kalian akan merasa puas jika telah menyelesaikan tujuan kecil itu dan akan tertantang untuk menyelesaikan tujuan kecil lainnya. Dengan demikian, sebuah tujuan akan tercapai jika kita bisa enjoy dalam mencapai setiap tujuan kecil tersebut dan pasti akan tahu apa end goal selanjutnya.

  • Mengatur waktu belajar

Di masa pandemi, mengatur waktu belajar sangatlah penting untuk menunjang kegiatan sehari-hari. Jika kita tidak mengatur waktu sendiri untuk belajar, kita justru akan sering tiduran dan bermalas-malasan ketika kelas telah usai. Oleh karena itu, penting untuk mengatur waktu produktif untuk belajar agar tidak terbuang menjadi waktu yang pasif. Apalagi ditambah dengan menjalankan ibadah puasa, kemalasan dan lemas akan semakin membebani kita jika kita tidak mengatur waktu belajar. Menurut saya, waktu yang optimal untuk belajar adalah setelah sahur dan setelah sholat Tarawih. Sebab, pada waktu itu kita sudah mendapatkan tenaga baru dan pikiran sudah mulai membaik sehingga dapat digunakan untuk melakukan hal yang membutuhkan konsentrasi dan fokus, agar tujuan kita dapat kita lakukan secara optimal. Dan buat kalian, jangan tidur setelah sahur, karena akan membuat tubuh kalian lemas dan lebih mengantuk yang membuat kalian kehilangan semangat dalam belajar.

  • Membuat skala prioritas

Menurut Merriam Webster, mengartikan bahwa skala prioritas yaitu rangkaian aktivitas utama yang pengerjaannya dilakukan pertama kali, setelah selesai baru boleh mengerjakan pekerjaan berikutnya. Setiap mahasiswa pasti memiliki skala prioritas sendiri-sendiri, dengan mengetahui skala prioritas, kalian akan tahu perkerjaan yang seharusnya didahulukan dan yang mana yang bisa ditunda terlebih dahulu.  Mahasiswa harus melihat deadline mana yang sudah mendekati jadwal pengumpulan sehingga tidak tertinggal dalam pengumpulan tugas. Jangan sampai kalian ketinggalan deadline akibat tidak mengetahui mana yang harus didahulukan.

  • Jangan menunda-nunda pekerjaan

Menurut Timothy Pychyl, Profesor di Carleton University, melihat bahwa kebiasaan menunda-nunda sebagai perilaku lari dari tanggung jawab atas tugas yang menanti mereka. Perasaan cemas atau takut kadang menghantui setiap mahasiswa akan setiap tugas sulit yang diberikan dosen, akibatnya kebanyakan dari mereka mengerjakan tugas tersebut di H-1 bahkan di hari H. Jelas bahwa pengerjaan mereka tidak akan optimal jika mereka terus-terusan terjebak dalam kebiasaan tersebut. Cara untuk menghilangkan kebiasaan menunda adalah dengan memulai mengerjakan perkerjaan itu sendiri seawal mungkin. Jika kita tidak bisa mengerjakannya, kita masih punya beberapa hari untuk mencari sumber lain dalam tugas, bahkan kita bisa punya waktu untuk menanyakan kepada yang lebih tahu mengenai tugas tersebut sehingga kita bisa lebih optimal dalam mengerjakannya. Selain itu, kita juga dapat mengidentifikasi apa saja pemicu yang membuat kita menjadi menunda perkerjaan tersebut sehingga kita bisa menghindarinya dan segera menyelesaikan pekerjaan kita.

  • Menerapkan pola hidup sehat

Dalam menjalani puasa Ramadhan di masa pandemi, kita butuh asupan makanan yang seimbang agar imun kita semakin kuat dalam menjalaninya. Pilih menu sahur yang sehat dan mengandung nutrisi lengkap, seperti yang mengandung karbohidrat kompleks, protein, lemak, sayur dan buah. Ketika berbuka juga jangan langsung memakan semua yang tersaji di meja makan, jangan jadikan waktu berbuka puasa sebagai ajang balas dendam setelah seharian tidak makan dan minum. Jagalah porsi makan dan jangan berlebihan ketika berbuka puasa, mengonsumsi makanan yang tepat pasti diperlukan oleh tubuh kita. Dan yang terkhir jangan lupa minum air putih yang cukup, untuk menjaga kesehatan dan ion dalam tubuh. Jangan selalu meminum yang manis-manis untuk melepas dahaga. Konsumsilah air mineral dengan pola 2-4-2. Yaitu dua gelas setelah berbuka, empat gelas menjelang tidur, dan dua gelas saat sahur. dengan pola ini, tubuh kita akan memaksimalkan kadar airnya sehingga tubuh tetap prima dalam menjalani ibadah puasa.

Memang kuliah lebih melelahkan di bulan puasa Ramadhan, tapi jangan jadikan itu sebagai alasan kalian untuk bermalas-malasan dan suka menunda. Kita harus percaya bahwa perjuangan ini akan membawa hasil di masa depan. Dalam Al-Quran dijelaskan "Barang siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan mendapatkannya".

By: B.A

Edit: R.T

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun