Mohon tunggu...
yusrina.
yusrina. Mohon Tunggu... Koki - Mahasiswa

Kita hidup dihari ini untuk masa depan bukan Buat masa lalu, jadi biarlah yang tlah berlalu menjadi history dan bangun smangat baru untuk hari esok😊

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Minggon Jatinan Khas Hutan Rajawali Batang

20 Oktober 2019   19:26 Diperbarui: 29 Oktober 2019   08:24 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MINGGON JATINAN, begitulah orang orang menyebutnya. Awalnya juga saya kurang tau akan apa sebenarnya yang ada disana. Pada tanggal 13 Oktober 2019  lalu saya dan teman -- teman pergi kesana dalan rangka acara kampus untuk mengetahui apa saja kegiatan ekonomi yang ada di sana.

Setelah sampai disana rasa kagum  pun menghampiri kami. Karena baru pertama kalinya kami kesini. Memang ada sebagian  kecil  dari  kami yang pernah kesini, tapi kebanyakan belum pernah sama sekali. Kami bersyukur berkesempatan datang walau pun itu dalam kegiatan kampus bersama teman -- teman. Tapi itu malah menambah rasa penasaran kami.

Ternyata disana ada sesuatu yang jarang kami temui yaitu jajanan tradisional yang sekarang mendekati kepunahan. Di sini rupanya mengedepankan unsur unsur tradisional. 

Selain jajanan tradisional ternyata para penjual nya pun memakai pakaian tradisional. Unik nya lagi pada saat kita mau membeli jajanan yang ada disana kitatidak bisa memakai uang atau semacam nya. Kita perlu menukarkan sejumlah uang kita dengan kreweng (koin yang terbuat dari kerajinan tanah liat).

Di sana pula kita tidak diperbolehkan untuk memakai bahan plastik,cara menyajikan makanan itu sendiri memakai berdaunan.Disana juga kita tidak diperbolehkan untuk merokok karna dapat merusak lingkungan.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Ternyata sistem yang dipakai oleh penjual mengenai keuangannya memakai sistem bagi hasil sebesar 15% dari setiap sten
Salah satu tujuan pemerintah kota Batang menggelar Minggon Jatinan  seperti ini selain untuk melestarikan jajanan tradisional adalah untuk mendongkrak UKM (Usaha Kecil Menengah). 

Dengan diadakanya kagiatan rutin seperti ini setiap hari Minggu dapat mendongkarak ekonomi masyarakat di sekitar khusus nya penjual jajanan tradisional. Juga dapat di jadikan destinasi untuk liburan keluarga baik  masyarakat Batang sendiri maupun masyarakat luar kota Batang yang penasaran dengan Minggon Jatinan.

Bukan cuma itu dengan diadakanya kegiatan seperti ini Hutan Rajawali yang dipakai sebagai tempat juga secara tidak langsung ikut di perkenalkan. Masyarakat luar kota Batang jadi tau bahwa ada hutan jati selain sebagai hutan lindung dan tamann juga sebagai salah satu tempat destinasi yang bagus.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Selain menawarkan jajanan tradisional, disana juga ada hiburan musik menggunakan alat tradisional contohnya angklung. Mengingatkan sajian tempo dulu yg merupakan ciri khas yang sekarang sudah mulai tergeser oleh musik -- musik modern.

Hiburanya pun tidak membosankan karena juga di kolaborasi dengan alat musik lain supaya mengikuti selera sekarang tanpa menghilangkan ke tradisionalan nya.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Disamping itu kreweng yang di pakai sebagai alat untuk membeli ini juga mengedepankan unsur tradisoanal. Bahwa dulu sebelum ada uang di pakai untuk alat tukar, juga ada benda lain yangdipakai sebagai alat tukar.

Betapa kayanya unsur - unsur yang ada di dalam Minggon Jatinan  ini. Bukan hanya sebagai destinasi libura saja, juga sebagai alat untuk melestarikan apa yang seharusnya kita jaga mersama. Yaitu budaya tradisonal yang diturunkan asli dari bangsa kita 

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Di susun oleh :

1. Wildi Erika Putri (201901030012)

2. Hafidz Widodo (201901030015)

3. Yusrina marham (201901030020)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun