Mohon tunggu...
Rina Darma
Rina Darma Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga

Happy Gardening || Happy Reading || Happy Writing || Happy Knitting^^

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Sepotong Kisah dari Borneo

17 April 2022   21:08 Diperbarui: 17 April 2022   21:15 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berpose bersama senior di depan Tugu Khatulistiwa (Koleksi pribadi)

Karena mayoritas masyarakat di perkebunan aku bekerja adalah Nasrani, perusahaan kerap menjadikan gereja sebagai tempat sosialisasi. Jika Hanum pernah masuk gereja untuk menghangatkan diri dari hawa dingin Wina, aku pun pernah masuk gereja dengan tetap berhijab. Tak ada yang memicingkan mata justru senyum ramah yang mereka tawarkan.

Saat aku puasa, senior aku bahkan tanpa diminta membangunkan aku. Lantas aku semakin terharu, ketika ia memasakkan aku di pagi-pagi buta sementara ia sendiri tak berpuasa. 

Aku diangkat sebagai adik oleh rekanku asli Dayak yang berbeda keyakinan. Sebuah perayaan yang ditandai dengan potong ayam. Puncak toleransi itu adalah ketika aku diangkat anak oleh humas yang merupakan keluarga Katolik taat. 

Saat akhir pekan tiba, beliau dengan senang hati akan mengajakku pulang ke rumahnya. Istrinya, yang aku panggil Ibu selayaknya ibuku sendiri menerimaku dengan tangan terbuka. Bahkan, saat Ramadan tiba, Ibu akan memasakkan sahur sebelum berangkat menoreh karet. Ketiga anaknya pun begitu senang jika aku datang meski aku tak pernah mencopot jilbabku di hadapan mereka.

Jika Hanum menemukan cahaya usai terbang ke Eropa menyusul suaminya yang tengah melanjutkan studi, aku menemukan cahaya di negeriku sendiri. Berangkat tanpa sanak saudara, namun pulang dengan banyak keluarga yang mengaku menunggu kedatanganku lagi.

Itulah sepotong kisahku dari Landak, pemekaran Pontianak. Kami damai dalam indahnya perbedaan. Kami saling menghargai. Bahkan setelah 10 tahun berlalu kami tetap saling berkontak. Harmonis itu nyata asal tidak ada yang "mengompori". 

Bagaimana kisahmu tentang toleransi beragama?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun