Mohon tunggu...
Rina Darma
Rina Darma Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga

Happy Gardening || Happy Reading || Happy Writing || Happy Knitting^^

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Kehilangan Makna Puasa Akibat Kalap Berbuka

2 Mei 2020   23:36 Diperbarui: 3 Mei 2020   00:24 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Takjil berbuka puasa (Sumber: Koleksi Pribadi)

"Ingin ini itu, ini itu banyak sekali"

Sepenggal lirik lagu pembuka film kartun Doraemon tersebut sepertinya layak menggambarkan keinginan orang yang tengah berpuasa. Ingin minum yang dingin, ingin makan yang segar, ingin gorengan, makan ini kayanya enak deh, eh yang itu juga enak. Saat kondisi menahan lapar dan haus nampaknya segala makanan lezat. Tanpa kontrol dan hanya menuruti nafsu. Alhasil, saat tiba berbuka banyak makanan yang bersisa.

Padahal dapat dibilang waktu antar berbuka dan sahur itu pendek. Ada jeda tidur di antaranya, yang tidak memungkinkan juga untuk melahap semua makanan. Ketika sahur pun menu biasanya sudah berbeda lagi. Sehingga, banyak makanan berbuka sebelumnya akan sia-sia dan terbuang.

Kalap belanja menu berbuka biasanya terjadi saat awal-awal puasa. Rasanya, kalau saya pribadi ingin balas dendam setelah seharian perut tidak diisi. Mungkin juga, karena masih semangat dengan aneka takjil yang hanya ada di Bulan Ramadhan.

"Makan dan minumlah kalian, dan janganlah berlebih-lebihan." (Al A'raf:31)

Pada akhirnya, karena saya adalah orang yang berhubungan dengan dapur menjadi mikir dua kali. Selain sayang makanan yang sia-sia adalah keuangan menjadi boros. Padahal mendekati Hari Raya Idul Fitri banyak kebutuhan lain seperti zakat fitrah, angpao, mengirim parsel lebaran kepada kerabat, baju Lebaran, dan sebagainya. Selain itu, di masa pandemi Corona, sebaiknya juga kita lebih mengontrol keuangan yang tidak perlu.

"Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah teman setan." (Al Isra':27)

Selain dari sisi financial, kita bisa saja kehilangan makna puasa Ramadhan itu sendiri. Makna Puasa Ramadhan yang saya pahami sendiri sejak kecil adalah mengajarkan untuk pandai bersyukur. Puasa salahsatunya berarti ikut merasakan (empati) terhadap orang yang tidak mampu dengan menahan lapar dan dahaga. Bahwa, kita harus bersyukur terhadap hidup kita sebab ada orang-orang yang masih hidup dalam kekurangan.

Bulan Ramadhan identik dengan bulan mulia yang seyogyanya diisi dengan ibadah. Di dalamnya terdapatnya Lailatul Qodar, malam yang lebih baik dari seribu bulan. Sebelum Ramadhan, doa yang saya panjatkan sendiri agar setelah melalui Ramadhan ini menjadi pribadi yang lebih baik.

Berbuka yang berlebihan dapat menyebabkan kantuk. Padahal sesaat setelah berbuka, ada salat magrib dilanjutkan salat isya dan tarawih serta diisi dengan ibadah lain seperti tadarus Al Qur'an. Namun, karena kekenyangan justru kita malah tertidur dan melalaikan ibadah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun