Mohon tunggu...
Rimayanti Z
Rimayanti Z Mohon Tunggu... widyaiswara - Praktisi Pendidikan

Pengajar walau bukan guru

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Haruskah Pembelajaran Online Memakan Korban?

16 September 2020   11:48 Diperbarui: 16 September 2020   18:14 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustri dengan pencil sketsa

Gaya pengasuhan authoritarian membatasi dan  menuntut anak untuk mengikuti dan mematuhi perintah-perintah orang tua. Bisa dibayangkan apa yang terjadi kepada si anak ketika menerima gaya pengasuhan seperti ini saat belajar dari rumah. 

Tidak ada keleluasaan yang dimiliki oleh si anak. Tidak ada ruang kreatifitas yang dapat dilakukannya. Sehingga menyebabkan anak menjadi sangat tidak nyaman ketika belajar. Jika ini yang terjadi bisa dimaklumi kalau anak tidak mampu menangkap pembelajaran secara maksimal.

Memang tidak mudah menerapkan gaya pengasuhan authoritative, dimana orang tua memberikan keleluasaan  dan hangat kepada anak, namun tetap tegas dengan aturan yang disepakati bersama.

Gaya pengasuhan authoritative bukan berarti memberikan apapun yang di inginkan anak tanpa batas.Bukan berarti tidak melarang anak ketika melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan ketentuan dan norma, seperti pada gaya pengasuhan necklective. 

Akan tetapi tetap dalam batasan yang tegas. Namun bukan berarti pula seperti pada pola pengasuhan indulgent yang cenderung melimpahi anak dengan kasih sayang tanpa batas dan memberikan apa saja yang diminta anak tanpa batasan.  

Pola pengasuhan authoritative inilah yang seharusnya diterapkan oleh orang tua, termasuk ketika mendampingi anaknya ketika belajar dari rumah. 

Ekspektasi yang tinggi terhadap anak, terkadang cenderung membuat orang tua menjadi otoriter atau lebih parah lagi push parenting, dimana orang tua secara tidak sadar menekan anak ketika mendampingi anak belajar. 

Kekhawatiran yang berlebihan terhadap masa depat anak membuat orang tua tanpa sadar melakukan tekanan terhadap anak. Ketakutan jika anak mempunyai masa depan yang suram menjadi salah satu penyebab orang tua merasa perlu membuat anak bekerja lebih keras saat belajar pada masa sekolah. 

Orang tua ingin anaknya bisa meraih prestasi yang lebih baik bahkan dibandingkan dengan  dirinya sendiri pada saat usia yang sama.

Agaknya hal ini yang terjadi pada ibu  gadis kecil yang malang ini. Mengingat keseharian tidak ada tanda-tanda kekasaran yang ditunjukkan oleh ibu korban sebelumnya.

Setidaknya hal ini yang disampaikan oleh para tetangga. Yang bersangkutan adalah pribadi yang ramah.  Namun ternyata mampu berperilaku sangat sadis ketika mendampingi anaknya belajar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun