Mohon tunggu...
rima riyanto
rima riyanto Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa Universitas Diponegoro

mahasiswa mempunyai bisnis dibidang kuliner "so hungry"

Selanjutnya

Tutup

Money

Strategi Mahasiswa Undip Mempertahankan UMKM dan Evaluasi Studi Kelayakan Bisnis UMKM di Masa Pandemi

2 Agustus 2020   17:29 Diperbarui: 2 Agustus 2020   17:45 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembinaan Modul di UMKM Tas Anyam | dokpri

Kab. Ngawi (01/08/20)- Pandemi Covid-19 memberikan dapak terhadap ekonomi dan sosial secara menyeluruh baik jangka menengah maupun jangka panjang . Indonesia adalah salah satu negara yang terdampak terutama pada sisi ekonomi karena didominasi oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). 

Keberlangsungan UMKM ditengah pandemi ini menjadi perhatian karena UMKM mampu menyumbang kontribusi pendapatan daerah. Menurut KemenKopUKM (2020), bahwa terdapat sekita 1.785 koperasi dan 163.713 pelaku usaha mikro kecil yang terdampak pandemi Covid-19. Sekitar 56% melaporkan terjadi penurunan penjualan, 22% melaporkan masalah pembiayaan, 15% masalah distribusi barang, dan 4% kesulitan dalam mendapatkan bahan baku mentah.

Universitas Diponegoro sebagai salah satu universitas negeri di Indonesia yang melaksanakan KKN dalam masa pandemi dengan membuat program yang menitik beratkan pada " Pemberdayaan Masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19 Berbasis Pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)". KKN Tin II Undip dilaksanakan pada Juli-Agustus 2020 dengan  melaksanakan program sesuai panduan protokol kesehatan.  Salah satu mahasiswa FEB Undip yang bernama Rima Riyanto yang berdomisili di Desa Sidorejo Kecamatan Geneng Kabupaten Ngawi melakukan program KKN dengan menggunakan kemajuan teknologi dan melakukan edukasi dengan pembuatan modul untuk meningkatkan eksistensi UMKM. 

Dampak pandemi Covid-19 dirasakan oleh UMKM yang berada di Desa Sidorejo yaitu UMKM Tikar Tenun dan Tas Anyam. Adanya Covid-19 menjadikan UMKM Tikar Tenun dan Tas Anyam memiliki hambatan saat produksi dan distribusi. Bapak Agus selaku pemilik UMKM merasa mengalami penurunan produksi akibat kesulitan mendapatkan bahan baku dari luar kota akibat adanya Pembatasan Bersekala Besar (PSBB). 

Berdasarkan survey kondisi kelayakan usaha UMKM Tikar Tenun masih belum menerapkan sanitasi produksi hingga distribusi selama Covid-19 karena masih ditemukan tenaga kerja yang memproduksi tikar tidak menggunakan masker atau perlindungan kesehatan diri dan tidak melakukan physical distance. 

Melihat keadaan tersebut, mahasiswa Undip memberikan inisiatif dengan melakukan pembinaan UMKM cara produksi dan distribusi sesuai protokol kesehatan melalui pemberian dan monitoring pembinaan modul edukatif. Selain itu, UMKM Tas Anyam mempunyai permasalahan yang sama dengan UMKM Tikar Tenun sehingga pembinaan melalui modul dapat dilakukan dengan cara dan tahapan yang sama.

Pembinaan Modul di UMKM Tikar Tenun | dokpri
Pembinaan Modul di UMKM Tikar Tenun | dokpri
Pandemi Covid-19 juga dapat diartikan sebagai tantangan dalam jangka pendek maupun jangka panjang bagi UMKM Tikar Tenun dan Tas Anyam. Tantangan tersebut membuahkan inovasi berupa pemasaran online, dimana mahasiswa dapat memberikan tahapan-tahapan membuat online shop serta memberikan  tips cara-cara mengelola medial sosial dan e-commerce, desain grafis dan copywriting. Melalui penciptaan pemasaran online menjadikan UMKM bertransformasi usahanya dengan mengimplementasikan teknologi.

Dalam modul juga terdapat literasi keuangan guna mengalokasikan keuangan di masa Covid-19 dengan benar. Selain itu, untuk mempertahankan kelayakan usaha dimasa pandemi dengan menerapkan sistem pelaporan usaha yang benar dengan memisahkan keuangan pribadi (rumah tangga) dan keuangan usaha bisnisnya. 

Produksi Tikar Tenun | dokpri
Produksi Tikar Tenun | dokpri
Pelaporan keuangan yang teratur dan mudah akan membantu UMKM Tikar Tenun dan Tas Anyam mampu melihat keuntungan atau kemajuan bisnisnya. Literasi keuangan juga berfungsi sebagai prospek evaluasi kelayakan usaha bisnis UMKM di masa pandemi sebagai penilaian pembelian bahan input produksi. 

Diharapkan dengan adanya modul edukatif mampu meningkatkan produksi UMKM Tikar Tenun dan Tas Anyam, dapat dijadikan terobosan bagi UMKM dalam transformasi teknologi, menjadi acuan atau pedoman dalam melakukan tahapan-tahapan berbisnis yang efektif dan efisien akibat adanya pandemi Covid-19. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun