Mohon tunggu...
Riko Wijayanto
Riko Wijayanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Riko adalah seseorang yang suka membaca dan menonton film dari waktu ke waktu

Penjahit aksara dan pembelajar "information retrieval"

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Penggalian Informasi tentang KPI Pusat melalui Media Sosial Twitter

11 September 2021   08:40 Diperbarui: 11 September 2021   09:51 989
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengantar Umum

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat adalah salah satu lembaga independen di Indonesia yang memiliki fungsi sebagai regulator penyelenggaraan penyiaran di Indonesia [1]. Dikutip dari berbagai media, KPI Pusat beberapa waktu terakhir tengah menghadapi permasalahan yang dipicu oleh salah satu pegawai melapor telah mengalami kejadian tidak mengenakkan ketika bekerja di KPI Pusat [2]. Permasalahan ini mencuat dan menjadi trending di media sosial lantaran korban (read: MS)  membuka cerita dan menulis surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo [3]. Tidak hanya mengalami pelecehan, korban juga mengalami perundungan setiap hari hingga berdampak pada kesehatan psikisnya [4][5]. Lebih parah, korban mengaku pernah melaporkan pelecehan dan perundungan yang dialami ke Komnas HAM, namun Komnas HAM meminta korban untuk melapor kepada polisi alih-alih ditangani secara langsung [4]. Permasalahan ini kian hari menjadi viral lantaran banyak tokoh masyarakat dan akun media sosial "gosip" melakukan aksi dukungan kepada korban serta menyebarluaskan informasi ini di media sosial, salah satunya yang dilansir dari akun Twitter @AREAJULID.

Seiring berjalannya waktu, isu demi isu bermunculan dan menimbulkan beragam reaksi dari masyarakat melalui media sosial Twitter. Twitter merupakan salah satu platform media sosial yang diminati masyarakat untuk menyampaikan opini karena sifatnya yang terbuka serta mampu menyebar dengan cepat dengan fitur-fiturnya yang mendukung dalam peningkatan volume percakapan. Twitter memiliki salah satu keunggulan melakukan retweet (RT) dimana pengguna dapat melakukan quote tulisan pengguna lain serta membagikannya. Beberapa waktu berlalu setelah kasus pelecehan itu mulai muncul di media, opini masyarakat masih tinggi dan menarik untuk dikaji lebih dalam. Hal ini terbukti dari masih ada berita kekinian dan juga masih ada tanggapan atau reaksi dari masyarakat. Platform Drone Emprit Academic merupakan platform yang dapat membantu dalam melakukan analisis media sosial secara cepat, komprehensif, dan juga lengkap sehingga menjadi tools analisis yang berkembang dengan pesat dan digunakan banyak kalangan. Adapun hasil analisis dengan menggunakan platform Drone Emprit Academic adalah sebagai berikut. 

Tren Percakapan

Pada interval tanggal 30 Agustus - 10 September 2021, , terdapat sekitar 66 ribu tweets yang di-scrap dengan kata kunci “kpi” dan “#KomisiPenyiaranIndonesia". Berdasarkan tren percakapan, topik tentang KPI Pusat mulai menaik pada tanggal 1 September dan signifikan lebih tinggi pada tanggal 2 September. Ini menandakan bahwa permasalahan ini mulai muncul ke media dan publik pada tanggal tersebut. Tampak bahwa tren percakapan dari hari ke hari cenderung fluktuatif serta terjadi lonjakan pada tanggal 6 September dan 7 September. Lonjakan terjadi dilatarbelakangi oleh pengguna Twitter yang memberikan respon atas berita yang menyebut bahwa pelaku pelecehan merasa dirugikan dan berkeinginan melaporkan balik korban dengan dalih pencemaran nama baik [6]. Adanya tweet dari tokoh masyarakat yang memiliki banyak retweet juga mendongkrak volume percakapan menaik secara signifikan. Pengguna merasa pelaku pelecehan dan perundungan bertindak sebagai player victim dan tidak pantas untuk mengajukan pelaporan balik. Tanggal 10 September juga terdapat kenaikan volume percakapan seiring dengan double topik dengan salah satu artis Indonesia yang hendak memulai karir kembali di dunia televisi setelah sekian lama vakum lantaran tersandung masalah pelecehan beberapa tahun silam. Pengguna merasa ini bukan suatu hal yang bagus dan menuntut KPI bertindak lebih bijak.

Tren Tweet Seputar KPI Pusat
Tren Tweet Seputar KPI Pusat
Beberapa tangkapan layar reaksi masyarakat ditampilkan pada gambar di bawah. Pengguna menyayangkan reaksi dari pelaku yang mana seolah-olah menjadi korban pencemaran nama baik (cyber bullying), padahal pelaku telah melakukan tindakan yang kurang baik kepada korban [7].

Contoh Tweet dari Pengguna
Contoh Tweet dari Pengguna

Demografi Pengguna

Ditinjau dari segi demografi pengguna yang memberikan opini tentang kasus KPI Pusat ini, sebagian besar mention datang dari pengguna yang berlokasi di Jakarta. Kemudian disusul oleh Bandung dan Yogyakarta. Hal ini memunculkan hipotesis  pengguna di Jakarta mendominasi volume percakapan "reaksi" dan secara geografis KPI Pusat berada di Jakarta. Hal ini memunculkan dugaan bahwa paparan informasi yang didapat pengguna di Jakarta setiap harinya lebih intens dibandingkan daerah lain di Indonesia. Ditinjau dari segi tren secara global, permasalahan ini mayoritas dibahas oleh pengguna di Indonesia dan minim mereka di luar Indonesia. Melihat persebaran opini ini, disimpulkan kasus KPI Pusat ini relatif cepat menyebar dan mendapat respon luas secara nasional. Akan tetapi, peninjauan secara global permasalahan ini tidak menjadi suatu topik yang viral.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun