Mohon tunggu...
Rikkai
Rikkai Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Webtoon dan Kualitas Komentar Remaja Kita

6 April 2016   09:47 Diperbarui: 6 April 2016   19:04 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="tampilan banner webtoon Indonesia"][/caption]Semenjak perusahaan kondang asal Korea Selatan, Naver, meluncurkan aplikasi LINE Webtoon secara global, saat itu juga demam webtoon menyerang dunia. Tidak terkecuali Indonesia. Coba saja tanya adik, kakak, keponakan, atau mungkin cucu Anda yang sudah dibekali smartphone. Minimal ada satu orang yang memiliki aplikasi LINE Webtoon. 

Mengutip dari Wikipedia, webtoon merupakan komik yang diterbitkan melalui internet (web comic). Istilah webtoon sendiri dimulai di Korea Selatan. Pada awalnya para komikus menerbitkan komik mereka di web pribadi ataupun media sosial sehingga semua orang dapat melihat karyanya secara gratis. Pada tahun 2003, Daum membuka portal webtoon dan disusul oleh Naver pada tahun 2004. Pada tahun 2014, Daum sudah menerbitkan 434 judul webtoon dan NAVER 520 judul. Tidak hanya berasal dari Korea Selatan, para komikus berasal dari berbagai negara, dan karya mereka sendiri diterjemahkan dalam beberapa bahasa. 

Webtoon dapat dibuat oleh siapa saja tanpa harus memiliki latar belakang komikus, beberapa komikus webtoon berlisensi adalah mahasiswa, pekerja kantoran, teknisi komputer, sampai ibu rumah tangga. Siapa saja dapat memasukkan karya mereka, dan pihak pengelola portal secara rutin akan memilih karya yang dinilai paling potensial dan memasukkan judul webtoon tersebut sebagai webtoon resmi di portal mereka. Setiap komikus yang karyanya dipilih akan mendapatkan honor (yang jumlahnya menjadi rahasia perusahaan) berdasarkan jumlah pembaca dan rating dari pembaca.

Saya sendiri merupakan pecinta komik dari berbagai genre. Mulai dari komik lokal tentang dunia perwayangan, komik superhero Barat, sampai ke komik Jepang atau biasa disebut manga. Masing-masing komik memiliki karakter tersendiri, begitu juga dengan webtoon. Satu hal yang menjadi nilai tambah utama webtoon (selain gratisan), para pembaca bisa langsung berkomentar mengenai webtoon tersebut dan komentarnya bisa dibaca siapa pun termasuk sang komikus. Nah, bagi saya membaca komentar ini tidak kalah menariknya dengan membaca cerita webtoon tersebut.

Berdasarkan pengalaman saya membaca webtoon melalui LINE Webtoon versi Indonesia dan Inggris, ada perbedaan tipe komentar. Pembaca versi Inggris datang dari berbagai negara dan sebagian besar komentar ditujukan untuk plot cerita, terkadang juga komentar untuk menyemangati sang komikus. Namun di Indonesia, komentar pembaca sebagian besar malah tidak berkaitan dengan plot cerita. Ada tipikal komentar komplain (kenapa tidak di-update lebih sering, atau kenapa judul webtoon favoritnya tidak masuk ke jajaran peringkat tertinggi), ada yang balapan minta komentarnya di-like paling banyak sehingga masuk best comment (ada kejadian di mana sang pembaca menggunakan nama admin webtoon agar komentarnya di-like banyak orang, dan ketika sudah menempati posisi best comment dia mengganti nama dan isi komentarnya). Ada yang berusaha melucu (tapi garing), mengomentari komentar lainnya, dan sebagian lagi memang mengomentari ceritanya (terkadang juga obral spoiler).

[caption caption="no comment"]

[/caption]Sebagian besar komentator webtoon Indonesia memang dari kalangan ABG, jadi mungkin banyak yang memaklumi soal komentar yang beberapa mungkin terasa berlebihan. Tipikal haters juga banyak ditemui di kolom komentar webtoon. Tetapi buat saya sendiri, cara generasi muda kita berkomentar di dunia maya tersebut sebenarnya hanya gambaran ulang dari generasi yang lebih tua saat berkomentar di dunia maya atau mungkin malah di dunia nyata. Memang tidak semuanya berkesan negatif, ada juga komentar yang menurut saya bagus sehingga dengan senang hati saya memberikan jempol ke komentar itu. Tetapi hati saya tetap bertanya-tanya apa yang membuat generasi muda kita terkesan susah untuk mengeluarkan komentar berkualitas atas karya yang dibuat kerja keras?

Pada akhirnya membaca webtoon tetap menjadi favorit saya untuk mengisi waktu luang, sambil sesekali mengamati para generasi muda kita berdebat mengenai hal yang tidak jelas di kolom komentar. Terkadang menghibur, meski lebih sering membuat miris hati ini. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun