Mohon tunggu...
Blue Ambience
Blue Ambience Mohon Tunggu... Freelancer - Belajar untuk sering menulis

Introvert, INFJ, suka ngedesain, penikmat kopi. Hobi menonton.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Korelasi Jogging dengan Keinginan untuk Bekerja Keras

22 Maret 2018   11:13 Diperbarui: 22 Maret 2018   11:25 956
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Disela-sela aku menyadari begitu banyak waktu luang yang aku punya (karena pekerjaanku hanya mahasiswa yang tidak ikut ukm apapun namun ada rencana baru-baru ini mau masuk ukm islami gituh), aku mengevaluasi kegiatanku dan membuat jadwal untuk kulakukan secara random dalam ingatan (namun akhir-akhir ini sering sering ditulis).

Kemudian sampailah pada suatu kebiasaan yang membuatku merasa jika tidak melakukan hal itu aku merasakan ada sesuatu yang kurang. Kegiatan itu ialah jongging. Aku pernah mendengar argumen "lakukan suatu hal rutin berturut-turut selama 5 hari maka sisanya akan jadi kebiasaan" dan itu benar terjadi padaku.

Perenungan

Seperti biasa dalam tabiatku yang sering bertanya-tanya kenapa aku melakukan sesuatu, aku bertanya-tanya sebenarnya apa niatku melakukan ini? Apa karena suka, mau ngecilin perut, atau mau memulai hidup sehat, atau sekedar pengisi kegiatan saja? Dalam hal ini bagiku semua pertanyaan terjawab serentak dalam benak karena memang benar begitu alasannya.

Aku bilang ini kebiasaanku aku, oh ya sebelumnya aku jogging karena bt suasana kosan, aku jarang keluar kalau tidak ada keperluan seperti kuliah, ngerjain tugas bareng temen, ke perpus, beli sesuatu, atau kemesjid, dan ada satu kegiatan yang masih direncanakan yaitu mengikuti kajian ilmu di majlis ilmu. Jadi kegiatan ini menurutku sebagai penghibur dikala bosan. 

Aku pernah absen tidak lari karena kepadatan aktivitas, seperti tugas banyak mepet deadline, dapet order ngedesain dan yang lainnya yang membuatku bahkan gak kepikiran untuk jogging. Dan sampai pada awal kali aku jogging lagi setelah lama absen performaku menurun, jadi gampang lelah. Awalnya aku sanggup mengelilingi lapangan beberapa putaran tanpa harus merasa kehabisan nafas, sekarang baru 2 putaran udah ngos-ngosan. Pada saat itu aku mendapat kesimpulan, rupanya penting untuk melakukan sesuatu secara berkelanjutan dengan keseriusan dan kedisiplinan untuk konsisten. Dari setiap progres ada kemajuan yang didapat meskipun sedikit, namun jika sempat vakum/hiatus lama lalu disaat kembali memulai, disana kita akan merasa memulai dari nol (meski sebenarnya tidak).

Aku pernah mendengar "Allah menyukai perbuatan baik yang sedikit namun dilakukan secara rutin dan berkelanjutan, dari pada melakukan kebaikan besar sekali lalu absen lama". Jadi menurutku mungkin porsi joggingku aku turunin lalu dilakuin secara rutin.

Awalmula

Diawal-awal keinginan untuk jogging mungkin karena melihat temen sih, karena waktu itu bareng temen yang emang rajin olahraga jadi aku mem-push diri supaya mampu melakukan banyak-putaran (btw aku jogging di track lari bentuk 0 mengelilingi lapangan sepak bola aku gak tau namanya). Ya karena namanya juga awal-awal dan aku merasa aku tak sekurus sekarang (perasaan), aku berpikir "ngapan juga sih cape-cape ngelakuin ini gak ada untungya buatku! Buat apa aku ngelakuin sesuatu yang membuat aku merasa kesusahan dalam melakukannya (cape, berkeringat, ngos-ngosan, tubuh pegel-pegel karena gak pemanasan/pendinginan).

Awalnya aku bilang begitu, tapi hari semakin kesini mindsetku berubah. Aku merasa senang melakukan sesuatu yang aku sukai sampai harus bersusah payah dalam mengerjakannya. Kata-kata itu muncul setelah berjogging menjadi rutinitas yang menyenangkan untuk dilakukan. 

Yah sejujurnya aku ini tipe introvert yang mungkin gamau berjuang keras, aku mau semua hal adem-adem aja, ga ada konflik, ga ada kesusahan, ga mau cape, ga mau membuat hope list atau to do list yang pada akhirnya hanya membuat penyesalan karena tak sesuai harapan, maunya cuman menjalani kehidupan sebagaimana mestinya bisa dibilang bermalas-malasan.

Merubah kebiasaan males

Menurutku jogging selain menjadi aktivitas fisikku karena ditulisan lain aku pernah bilang bahwa setiap anggota tubuh kita perlu mendapatkan haknya pada tulisan dengan judul "olahraga, olah otak, olah jiwa" bisa dicek. Aku merasakan awal mulanya jogging itu gabisa dibilang aktivitas yang menyenangkan apalagi bagi yang mempunyai berat badan berlebihan atau emang yang gasuka berolahraga, apalagi kaya aku ini males ketemu orang banyak (introvert),  mungkin aku berkata demikian dari sudut pandang orang yang memulai beranjak kepada hobi baru dan karena kondisi tadi jadi pendapatku bisa disanggah.

Dari awalnya pemales setelah rutin berolahraga aktivitas lain menjadi terpacu yang asalnya suka nonton film, atau youtube-an dan aktifitas pasif lainnya kini lebih prioritas ke apa yang harus dikerjakan misal tugas kampus atau memperdalam skill (desain). Setiap hari harus ada yang harus dilakuin meski nonton juga pada akhirnya tapi diatur manajemen waktunya agar tetap produktif.

Alasan aktivitas lain menjadi terpacu *(pendapat pribadi)

Jogging berarti menggerakkan tubuh dengan berlari dimana kecepatan dan jarak telah diperhitungkan dan disesuaikan sebagaimana kesanggupan fisik sampai mengeluarkan keringat. Jadi, gak mungkin orang yang olahraga itu males. Apalagi orang yang suka olah raga itu baik dan disiplin dalam ilmu lain baik yang menjadi kewajibannya maupun bidang yang ia sukai.

Maksud aktivitas lain ikut terpacu itu merujuk pada seseorang yang ingin melakukan sesuatu dengan mau bersusah payah dan mau capek dalam melakukannya, kan ga mungkin jogging tapi gak mau cape dan berkeringat. Jadi jika memang joggingnya bener-bener purekarena keinginan pribadi bisa dipastikan iapun akan serius dalam hal lain sampai-sampai mau bersusah payah demi yang dilakukannya setidaknya sampai tuntas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun