Mohon tunggu...
Blue Ambience
Blue Ambience Mohon Tunggu... Freelancer - Belajar untuk sering menulis

Introvert, INFJ, suka ngedesain, penikmat kopi. Hobi menonton.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ketika sang Rupawan Selalu Menang di Mata Dunia

14 Februari 2018   08:31 Diperbarui: 14 Februari 2018   08:43 883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: getwallpapers.com

Dalam lingkaran pertemanan kita siapa diantaranya yang temannya cantik? Apakah pernah sesekali kita iri dengan bagaimana orang lain memperlakukan mereka lebih baik karena tampilan fisik mereka yang bagus? Yep, dalam dunia ini sang rupawan selalu menang dan si *buruk rupa selalu kalah (kurang rupawan). 

Dalam hal ini ku berpikir bahwa menjadi seseorang yang rupawan itu sangat difasilitasi untuk diberi kemudahan dalam setiap aspek kehidupannya dan tentu saja dalam kehidupan sosial menjadi rupawan mempunyai nilai plus dari segala aspek kehidupan yang ada.

Menjadi rupawan itu banyak diperhatikan orang

Setiap kita berjalankaki atau sedang berolahraga di tempat orang ramai, adakah kita memperhatikan orang lain? Dari semua orang yang kita lihat orang seperti apa yang biasanya menyita perhatian kita? Mungkinkah orang itu rupawan. Terkadang ku pikir hal itu sangat tidak adil bagaimana fisik seseorang dijadikan nilai dalam bagaimana kita ingin berinteraksi dengan orang lain. 

Pernahkah kalian menemukan situasi dimana orang yang rupawan selalu menang dalam setiap hal yang dikerjakan? Itu sangat subjektif. Apalagi dalam sosial media, orang rupawan selalu menjadi posisi pertama yang menempati posisi dengan like terbanyak. Dari sudut pandang orang yang kurang rupawan hal itu sangat tidak mengenakkan, seolah hal itu membuat mereka ingin merubah diri menjadi rupawan. 

Dalam hal ini menjadi rupawan bukanlah sesuatu yang buruk karena setiap orang ingin terlihat "good looking". Namun jangan biarkan si kurang rupawan merasa terdiskriminasi dengan eksistensi mereka dalam dunia sosial. Banyak hal lain selain fisik yang menjadi nilai plus bagi seseorang, walaupun rupawan menempati posisi utama jika diikuti oleh hal baik lainnya dari dirinya.

Bagaimana cara meyakinkan orang didunia, mungkin dengan berkata "halo dunia, aku memang tidak rupawan and so what?" . Banyak hal baik dalam diri seseorang diluar betapa kurangnya ia dalam hal penampilan fisik. 

Beruntungnya menjadi rupawan...

Pernahkah hati kecil kita merenung demikian? Ketika kita bertemu dengan teman kita yang berpenampilan baik pernahkah kita bicara sendiri "wah andai aku seperti itu pasti banyak yang suka". Rasa iri merupakan hal lumrah dalam kehidupan, hal itu baik untuk mebuat motivasi hal yang ingin dilakukan namun disisi lain itu buruk karena membuat kita kurang mensyukuri apa adanya diri kita. Sikap membanding-bandingkan diri bukanlah perkara yang baik jika itu membuatmu down.

Rupawan VS buruk rupa

Sebagai manusia yang menjunjung tinggi hak-hak kesetaraan, seharusnya kita tidak memperlakukan yang lebih rupawan dengan perlakuan lebih baik dari orang yang kurang rupawan. Kekurang rupawanannya bukanlah kondisi yang dapat mereka rubah, yakni hal itu ialah murni ciptaan tuhan Yang Maha Esa. Jangan juga jadi manusia yang mengejek keburuk rupaan seseorang, itu adalah ciptaan tuhan maka yang kau ejek ialah karya tuhan Yang Maha Esa dan yang diejek tak perlu merasa rendah. Toh, kita jelek pun masih bisa hidup, masih ada orang yang baik sama kita. 

Dont judge a book by its cover, judge the content.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun