Mohon tunggu...
Riki setiawan
Riki setiawan Mohon Tunggu... -

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gelar Atau Profesi?

13 November 2011   10:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:43 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gelar atau profesi?, itulah pertanyaan yang kerap datang dalam benak pikiranku jika menggambarkan sosok para Ustadz yang akhir-akhir ini kerap muncul dalam infotainment. Sebutan “Ustadz” untuk Mereka bagiku bukanlah lagi sebuah gelar untuk Orang-orang yang pandai bertausiah,dan mendekatkan diri kepada Allah S.W.T melainkan sebuah profesi yang mulia.

Aku menilai bahwa di Zaman sekarang ini “Ustadz” adalah sebuah profesi baru, profesi yang cukup menggiurkan dimana selain kita dapat di cintai Umat sekaligus mendapatkan honor ketika selesai memberikan ceramah atau mengajarkan ilmu Agama. Selama ini penilaian Ku salah tentang gambaran kepribadian dan kehidupan mereka, “menurutku para Ustadz adalah orang-orang yang ikhlas dalam mencerdaskan Umat. Dan kehidupan merekapun sangat sederhana seperti apa yang telah di contohkan Rosul , jauh dari segala kemewahan dan fasilitasnya yang mungkin hanya dimiliki kaum borjuis”. Aku berharap bahwa masih ada Ustadz-ustadz seperti yang ku gambarkan tersebut ,dan jumlah mereka jauh lebih banyak dari Ustadz-ustadz yang sebaliknya.

Lihatlah saja para Ustadz yang sering kita lihat dalam media televisi,meskipun tidak semuanya tapi ada dari Mereka yang hidupnya bak Selebriti. Di kelilingi segala fasilitas mewah dan tak pernah lepas dari kontroversi. Tentu kita masih ingat bahwa belum lama ini media banyak memberitakan masa lalu seorang Ustadz yang cukup fenomenal di Negeri ini, dan dengan berita itu pula akhirnya masyarakat tahu bahwa sang Ustadz menyandang status “Duda”. Atau kalau kata Ibuku yang kebetulan salah satu orang yang nge-fans dengan Ustadz tersebut adalah “DUREN” (duda keren).

Padahal selama ini Aku sering mendengarkan ceramah beliau yang sangat keras menentang perceraian. Aku setuju dengan kalimat yang menjelaskan bahwa Ustadz juga manusia bukan malaikat yang diciptakan Allah S.W.T tanpa nafsu. Ustadz tersebut menjelaskan bahwa perceraiannya waktu itu adalah takdir Tuhan, menurutnya mungkin tuhan punya rencana lain untuk dirinya. Pikirku apalah bedanya alasan yang Ia berikan dengan alasan pasangan-pasangan lain yang bercerai.

Belakangan ini Aku pun sering bertanya-tanya pada diriku sendiri :” Apakah mereka yang berduit lebih yang dapat mendatangkan Ustadz berkualitas, sedangkan masyarakat yang kurang mampu mendapatkan pelajaran agama dari Ustadz-ustadz yang hanya bisa mengajarkan membaca Al-qur’an dan menghafalnya?”. Jika memang keadaannya seperti ini aku tidak tahu siapa yang paham betul akan ilmu Agama.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun