Mohon tunggu...
Riki Kusnadi
Riki Kusnadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hidup sebagai pedagang biasa yang bercita-cita sebagai pengusaha kondang. #CRABTY

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Celotehan Hahahihi #5 - "Kill Your Happiness"

28 September 2020   08:35 Diperbarui: 28 September 2020   08:44 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hai-hai serem yak baca judulnya? hehehe...

Tiap-tiap orang pengen dong hidupnya bahagia. Bahagia yang seperti apa? Bahagia yang bagaimana? Kapan bahagia itu hadir? Segitu aja kamu sudah bahagia? Ups ups upss jangan dihayati bacanya ya, BAHAYA soalnya. Pertanyaan yang seperti inilah yang bisa menghilangkan kebahagiaan kita. Taraf bahagia tiap orang pasti beda-beda ya, jadi jangan sampai banding-bandingin bahagia nya orang. Contoh simple pada temen SMA ku yang benar-benar gak bisa namanya matematika. 

Setiap kali ulangan pasti remedial, sampai suatu ketika ulangan matematika nya pas KKM yang artinya ulangan dia lulus dan gak mesti remedial. Wajah yang ceria saat ulangan dibagikan. Tapi temen yang ku lain, selalu ikut oliampiade gak sesenang biasanya, karna ulangannya dapat 95. nah taraf kebahagiaan orang beda-bedakan ya. Coba aja ada yang nyeletuk nilai mu segitu aja tuh? atau cuma 75 nilai mu? pasti bete tuh kan langsung. Padahal pencapaian baru kan ya untuk lulus ulangan matematika.  

Rumput tetangga lebih hijau. Sering kan terperangkap dengan pepatah seperti itu. Saat kita lihat orang lebih sukses, lebih kaya, lebih mapan maka munculah perasaan pepatah itu tadi. Rasa iri hati yang malah terpupuk saat berpikir seperti itu. Tapi kan kita gak lihat tuh pengorbanan orang tersebut buat capai hal itu. 

Karna pada sejatinya orang gak melihat "hustle" tapi hanya melihat hasil. Secara pribadi aku juga sering melihat rumput tetangga juga, tapi pola pikir ku sudah ku ubah. Melihat orang sukses adalah pecutan bagiku. Jadinya aku mau ngejar dan sebanding kalau bisa lebih bukan hanya melihat-lihat bahagianya orang aja. Tapi konteksnya masih dalam konteks yang wajar ya pecutan dan motivasinya. 

Banyak faktor yang bisa membuat orang kehilangan kebahagiaannya. Overthinking salah satunya. Memikirkan apa yang belum terjadi dan hanya menerka-nerka, toh belum tentu loh ya kedepannya bakal begitu. Satu bulan yang lalu pikiran ku sering kali di hantui dengan namanya overthinking. 

Merasa dihantui, tapi gak tau apa yang mesti di cemaskan. Setelah di pikir-pikir sekarang, kenapa lucu ya? Mau aja lagi berpikir kayak gitu. Toh sampai akhirnya apa yang ku pikir itu hanya zonk(nol besar), tak terjadi malahan sama sekali. Bayangkan kalo uda sempet ambil action saat posisi hanya menerka nerka itu. Bisa-bisa mempermalukan diri sendiri gak sih hahaha... perbuatan fatal sih kalo itu benar belom terjadi tapi kita uda ambil tindakan karna hanya kita overthinking. 

Selain menghilangkan kebahagiaan, overthinking juga bisa memengaruhi kesehatan loh. Sangat rentan terjadinya stress, kemudian bisa mengakibatkan sulit tidur, dan lebih moody-an. Tips sederhana dariku kalau mau hidup bahagia berpikir lah baik dan positif maka semua akan baik dan positif pula.

ingat waktu terus berjalan maju kedepan, rasanya percuma kalau di habiskan cuma untuk overthinking, berkelu kesah dan tidak menikmatinya. Capai cara bahagia masing-masing. Dengan cara bahagia itu bisa menjadi cerita kelak di kemudian hari.

Salam satu hati

#CRABTY

*Riki Kusnadi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun