Mohon tunggu...
Riki Hifni
Riki Hifni Mohon Tunggu... Freelancer - Seseorang yang mengagumi kata-kata

Lahir di Pasuruan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pandji, Dr. Thamrin, dan Klarifikasi

24 Januari 2021   12:35 Diperbarui: 24 Januari 2021   12:56 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sayangnya, Dr, Thamrin tidak memberikan penjelasan secara detail dan juga kurangnya literature penunjang menjadi masalah bagi saya terutama untuk memahami masalah ini. 

Selalu muncul berbagai pertanyaan di benak saya, apa yang menjadi landasan dari Dr. Thamrin untuk mengeluarkan statement tersebut? Apakah yang dimaksud dari kata tidak menyambangi adalah NU tidak mempunyai gerakan filantropi di Jakarta? Atau NU tidak pernah melakukan blusukan ke pemukiman miskin? Ataukah Dr. Thamrin tidak mengetahui adanya Lembaga zakat dan infaq NU (LAZISNU) yang berkhidmat untuk pemberdayaan masyarakat?.tentu ini akan menjadi menarik kalau saja  Dr. Thamrin menjelaskan ulang perkataan nya tersebut. Kader NU pasti akan sangat antusias mendengarnya.

Namun, jika kita lihat dan tarik ke belakang, NU sejatinya tak pernah jauh dari rakyat bahkan di Jakarta sekalipun. Hal ini bisa kita lihat dalam contoh kecil dimana problematika warga Jakarta yakni banjir maka sudah pasti para banom NU seperti Banser dan Ansor selalu siap sedia untuk mengulurkan tangan memberi bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan, begitu pula dengan Muhammadiyah, melalui Kokam, mereka sering memberikan santunan dan bantuan kepada warga yang membutuhkan.

Pandji Sang Komedian

Dr. Thamrin nampaknya menolak soal perkataanya yang menyebutkan bahwa NU dan Muhammadiyah sudah "elitis" dan berusaha mengembalikan statement tersebut kepada Pandi Pragiwaksono. Jika benar demikian, seorang Pandji sedang bermain dengan kata-kata yang sensitif karena dalam berbagai macam diskursus dan literatur kata "elite" dianggap sebagai tingkah laku seorang politikus atau pejabat yang glamor dan suka pamer kekayaan.

Apabila benar yang dimaksud seorang Pandji demikian, tentu Pandji tidak memahami NU dan Muhammadiyah secara utuh. Karena setiap kata mengandung makna dan identitas dan setiap identitas memiliki semangat perjuangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun