Mohon tunggu...
Rikho Kusworo
Rikho Kusworo Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis Memaknai Hari

Karyawan swasta, beranak satu, pecinta musik classic rock, penikmat bahasa dan sejarah, book-lover.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Anjangsana &Tegur Sapa Dari Eropa

20 Januari 2016   01:45 Diperbarui: 20 Januari 2016   01:52 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang kawan menelepon lintas benua. Kawan lain memperpanjang masa tinggalnya hanya untuk beranjangsana. Itu bukan berarti mereka tidak punya kegiatan lain. Pun bukan suatu keisengan untuk sekedar mengisi waktu. Mereka mengingat sebuah sosok dan memaknainya sebagai nama seorang sahabat. Harus saling bertegur sapa dan bertukar kabar dengan sahabat, begitu mungkin pikir kawan-kawan ini.

Saya hampir tertidur di lantai atas ketika samar–samar terdengar istri menyebut nama kawan di ujung dunia yang menelepon dari Jerman. Istri saya lah yang mengangkat telepon rumah yang berdering menjelang pukul 10 malam 04 Januari 2016.. Hari itu saya berangkat tidur lebih awal. Siang harinya saya ijin pulang dari kantor jam 14.30 karena tekanan darah rendah dan kepala pusing.

Dengan sedikit pening kepala, saya tergerak untuk turun ke bawah ingin menyambut telepon dari Jerman itu. Hampir dua puluh menit kami bertukar cerita tentang keluarga dan pekerjaan. Suara kawan laki - laki di ujung jagat nun jauh di Jerman itu terasa lekat dan dekat. Selekat persahabatan yang hampir dua puluh lima tahun sejak kami SMA.

Sayup terdengar di telepon, putri kecilnya yang berusia tiga tahun berteriak teriak sedang bermain dengan girang.Dalam setahun ini sudah dua kali kawan saya ini dari Jerman menelepon ke rumah,hanya sekedar ingin menanyakan kabar dan bertukar cerita.

Empat tahun lalu ketika dirinya akan bekerja di Jerman pun kawan ini juga menelepon memberi kabar. Seberkas kedamaian menyesap. Setelah menutup gagang telepon, dalam sekejap lenyap lah rasa pusing di kepala.

Di kesempatan yang lain seorang kawan perempuan kebetulan mengadakan acara gathering kantor. Kegiatan kantor itu diselenggarakan  di kota tempat saya tinggal. Acara kawan perempuan ini berlangsung pada hari Jumat dan Sabtu. Mungkin setelah selesai acara di hari Sabtu, dia bisa langsung balik ke Jakarta untuk berkumpul dengan suami dan anaknya.

Namun kawan dari Jakarta ini memilih untuk tidak pulang ke Jakarta dan menginap sehari di rumah kawan perempuan yang lain. Keesokan harinya kedua kawan perempuan ini mengunjungi rumah saya pada hari Minggu 13 Desember 2015.

Kawan perempuan dari Jakarta ini memang sudah sebulan sebelumnya merencanakan untuk melawat ke rumah saya. Dan rencana itu terlaksananya sepenuhnya. Dalam kurun waktu setahun, ini adalah kunjungan yang kedua kali. Hari itu kami sekeluarga sangat berbahagia bisa menghabiskan waktu dari pagi sampai sore hari bersama kedua kawan perempuan yang sudah saya kenal sebagai sahabat sejak dua puluh lima tahun yang lalu.

Tegur sapa dari Eropa atau anjangsana itu sejatinya adalah sebuah upaya untuk terus memperkokoh silaturahmi,sekaligus mengukuhkan jembatan hati. Saya menyimpan nama kawan kawan itu sebagai sahabat. Sebaliknya, batin kawan kawan itu pun mendudukkan nama saya di kursi sanubari mereka. Kami saling mengingat dan saling memberi makna. Semakin berwarna hidup manakala gizi rohani berupa silaturahmi seperti ini terpenuhi. Inilah mungkin makna dari ajaran luhur bahwa silaturahmi bisa menambah rejeki. Sangat sempit bilamana mengukur rejeki dengan materi. Rasa bahagia yang muncul membuncah oleh sapaan dan kunjungan sahabat adalah rejeki yang tak terperi.

Terima Kasih telah mengingatku.

Ditulis Rikho Kusworo Rabu,20 Januari 2016 selesai jam 01.30 dini hari.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun