Mohon tunggu...
Rikho Kusworo
Rikho Kusworo Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis Memaknai Hari

Karyawan swasta, beranak satu, pecinta musik classic rock, penikmat bahasa dan sejarah, book-lover.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Jangan Lakukan Ini di Ethiopia

5 Maret 2023   22:18 Diperbarui: 5 Maret 2023   22:42 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Toko Minuman Keras di Kawasan Arab Sefer, Hawassa , Ethiopia, 8 Desember 2019

Jadi kalau di Ethiopia, miras dan bir bebas dijual di pinggir jalan dan di toko toko kelontong. Minum miras bebas. Mereka minum miras bukan untuk mabuk, tapi semacam lifestyle.

Tapi jangan ngrokok, bakal kena damprat. 

Waktu masuk ke sebuah rumah sakit pas mau vaksin 1, aku pernah lihat pengumuman tertempel, kalau ngrokok di rumah sakit bisa dipenjara

Ini satu hal yang menyulitkanku ketika tinggal di Ethiopia : merokok.

Di Indonesia,smoking rate tinggi 37.9% ( dari penduduk 273 jt),  sementara smoking rate di Ethiopia sangat rendah rendah 4.6% ( dari penduduk 114 juta).

Mengapa? Selain orang Ethiopia gak suka merokok, merokok juga dianggap melanggar norma. Lagipula, merokok di tempat umum dilarang. Iklan tembakau juga dilarang.

Ya karena kebutuhan, aku kadang nekat curi curi. Yang paling repot adalah setelah makan, walaupun aku gak bakalan ngrokok di meja makan, cari tempat untuk ngrokok yang ngumpet pun gak ada. Ngrokok di trotoar, tukang parkir cerewetnya minta ampun, ngusir ngusir aku.

Mata orang di Ethiopia, kalau melihat orang ngrokok, persis kaya kita di Indonesia bawa botol minuman keras dan menenggaknya di depan umum. Tidak suka. Jadi kalau mau ngrokok ya kaya maling, sembunyi sembunyi.

Di suatu pagi, hari Minggu,ketika jalan jalan pagi, aku mampir ke tempat makan, Time Cafe, di sekitar St Gabriel Church di Hawassa. Rencananya mau makan roti dan minum kopi Sidamo, jenis kopi yang pernah bikin Ethiopia nuntut Starbuck, karena jual kopi Sidamo di gerai Starbuck tanpa ijin.

Biasanya tempat makan ini ramai sekitar jam 9 pagi, saat orang orang pulang dari gereja. Ketika aku datang,suasana masih sepi, sekitar jam 7.30 pagi. Belum ada pengunjung, aku yang pertama datang.Kumanfaatkan momen ini. Aku minta ijin ke manajer hotel.

" This is a nice place you've got here. May I see the menu list please"

" Thank you sir. Here is "

" I wonder if you could allow me to smoke, while it seems there is no visitor yet this morning"

Wajah manager caf berkerut berpikir keras, ragu ragu.

" Okay Sir, but please take the corner table where people may not pay attention"

Aku pun senang, kuucapkan terima kasih dan kuambil meja di pojok. Sepuluh menit kemudian pesananku datang, roti burger dan secangkir kopi. Kusantap burger karena perut memang lapar. Sesaat kemudian siap grak menikmati kenikmatan tiada tara, ngopi dan ngrokok.

Pas lagi sesedotan, ada pengunjung datang ke caf, pasangan muda berpakaian necis. Pengunjung ini sinis memandangku. Dia panggil waiter, berbicara dalam Bahasa Amharic sambil menunjuk nunjuk ke mejaku. Waiter pun datang ke arahku," Sorry sir, you are not allowed to smoke here"

Aku pun patuh. Sebelum kumatikan rokokku, kusedot sekali lagi, ketika asapnya keluar, waiter menutup hidung dan menatapku dengan wajah kayak guru mau kasih punishment.

Kopi kuseruput, langsung aku ke kasir dan bayar. Cabut. Ra enak blas, meh udud ra oleh.

Sekali lagi karena kebutuhan, mataku pun jelalatan nyari tempat tersembunyi untuk ngrokok. Aku berjalan 100 meter dari Time Caf menuju ruko ruko yang sepi. Ada ruko, kantor Dashen Bank, tempatnya di pojokan, nylempit, aku yakin sekali gak ada orang lihat.

Pintu kantor bank tertutup rapat, kantor tertutup pintu selter , sepi. Aku duduk di lantainya, nglesot. Aku sulut rokok lagi, senyum mengembang ,hampir separo batang rokok tersedot. Tiba tiba, pintu selter terbuka dari dalam, di dalamnya ternyata ada satpamnya.

Dengan wajah mendelik satpam mengusirku, " Go Sir, No Smoke"

Apes, apes.

Hawassa, Ethiopia, 8 Des 2022

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun