PEREMPUAN BURUH
Seusai berbagai ranjang dengan lakinya,
Kondisi tubuh blingsatan tak karuan,
Ia merayu malam penuh harapan,
Membujuk Tuhan dalam untaian doa
" berikan aku rejeki agar anak ku dapat makan esok hari"
Rentetan waktu berjalan seadanya,
Sampai subuh menyapa perlahan,
Ia kembali bercumbu dengan bumbu dapur,
Aktivitas yang membosankan namun yang harus dikerjakan,
Menanti fajar menyingsing mari,
Berkulit cleaning servis dari toko Aci Tuti,
Perempuan itu melangkah memijak kaki pada tempat mengais rezeki,
Perlahan ia  memijat lantai dengan sadar dan tabah.
Karena ia  tahu upahnya tak seberapa,
Walupun Waktu dan tenaganya dikuras habis-habisan.
Ia tetap menghamba meski sadar ia ditindas.
Tak mampu ia bersuara,
Karena dipaksa diam oleh keadaan.
Rik Goi
Mei 2020