Kepada siapa pun yang sedang membaca,
Salam hangat dari saya, Albus Percival Wulfric Brian Dumbledore.
Ya, nama saya memang panjang. Tapi kamu boleh cukup memanggil saya Dumbledore. Atau Albus, kalau kamu merasa cukup akrab.
Saya menulis surat ini bukan untuk memberi nasihat panjang atau mengutip kata-kata bijak dari buku sihir kuno (meskipun saya memang menyukai kutipan). Saya hanya ingin berbicara sebagai seseorang yang sudah melihat banyak hal, yaitu keajaiban, kesalahan, perang, cinta, dan juga harapan.
Banyak orang mengira saya selalu tahu segalanya. Bahwa saya punya rencana besar yang sempurna. Kenyataannya? Saya juga pernah ragu. Pernah salah. Bahkan pernah memilih keputusan yang saya sesali. Tapi dari semua itu, saya belajar satu hal penting, bahwa manusia bukan diciptakan untuk sempurna. Kita diciptakan untuk terus belajar.
Terkadang, kekuatan sejati bukan datang dari tongkat sihir atau mantra canggih, tapi dari pilihan-pilihan kecil yang kita ambil setiap hari untuk berbuat baik. Meski kita bisa memilih sebaliknya, untuk mencintai meski pernah disakiti, untuk tetap percaya meski hati kita rapuh.
Kalau kamu sedang merasa tersesat, atau merasa tidak cukup kuat, ingatlah, bahkan cahaya paling kecil bisa bersinar dalam kegelapan, asalkan kamu mau menyalakannya.
Ditemani secangkir teh dan semangkuk sherbet lemon,
Albus Dumbledore
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI